Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Pilih Sewa, Tren Pembelian Rumah Turun

Kompas.com - 29/12/2017, 09:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Tren pembelian rumah turun bukan disebabkan daya beli masyarakat yang rendah.

Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti mengatakan, secara umum tren pembelian rumah turun karena ada preferensi orang untuk menyewa terutama di daerah perkotaan.

"Mereka punya referensi belum mau menetap secara permanen karena karakter dia masih memiliki tingkat mobilisasi tinggi. Jadi mereka prefer sewa," ujar Lana kepada KompasProperti beberapa waktu lalu.

Menurut Lana, perilaku ini termasuk gaya hidup yang harus diperhitungkan oleh pemerintah.

Ke depan, ia membuka kemungkinan pembangunan perumahan di perkotaan akan diperbanyak khusus untuk sewa.

Ia menambahkan, keputusan untuk membeli rumah sangat bergantung pada kebutuhan masing-masing individu.

Ada banyak faktor yang menentukan kapan seseorang memutuskan untuk membeli rumah.

"Kalau kita ingin beli rumah, memutuskan tidak selalu pas kita lajang, tapi bisa saat keluarga, saat memang mendesak atau pekerjaan mapan," jelas Lana.

Sewa individuak

Sementara itu, Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta Amran Nukman mengatakan, ia tidak mengetahui secara persis berapa kenaikan tingkat sewa apartemen di ibu kota.

Meski demikian, ia menyebut adanya anomali dari segi penyewaan apartemen. Saat ini, kebutuhan sewa masih ada, tetapi pasar belum menggembirakan terutama dari sisi pengembang.

"Jadi kebanyakan yang sewa bukan ke pengembang tapi ke orang per orang," kata Amran.

Ia mencontohkan, dalam satu daerah misalnya, ada sekelompok orang yang patungan untuk membangun hunian 4 lantai.

Kelompok-kelompok orang ini mengincar segmen masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal non-permanen atau dekat hunian tempat kerja tanpa harus membeli.

Menurut Amran, memang menyewa kepada kelompok ini harganya bisa jauh lebih murah daripada apartemen yang disewakan pengembang. Tetapi, fasilitasnya tidak terjamin.

"Perbedaannya, kalau yang punya developer lebih tertib makanya biayanya lebih tinggi. Developer juga hire security, housekeeping, dan lain-lain. Ya, ada standarnya," jelas Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau