Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Pasar Berubah, Ho Chi Minh Kalahkan Jakarta

Kompas.com - 22/11/2017, 15:30 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Urban Land Institute (ULI) baru saja merilis riset Emerging Trends in Real Estate Asia Pacific 2018.

Dalam riset tersebut, terjadi penurunan tren di beberapa kota besar di dunia. Sebelumnya, ULI melaporkan Jakarta termasuk kota teratas di Asia pada peringkat prospek investasi, bersama dengan Bangalore dan Manila.

"Tahun ini, (di Asia) hanya Ho Chi Minh yang terlihat naik, karena sentimen di tempat lain menurun," tulis hasil riset tersebut.

Ho Chi Minh berada di posisi 3 teratas dengan indeks 5,94. Posisi pertama diduduki oleh Sydney sedangkan kedua Melbourne dengan indeks masing-masing 6.6 dan 6.2. Sementara Jakarta berada di peringkat 17 dengan indeks 5,43.

Secara khusus, Indonesia terus mengalami dampak kekosongan kantor. Namun, prospek di Jakarta tidak terlalu negatif secara universal.

Cakrawala Jakarta yang sarat gedung pencakar langit.worldpropertychannel.com Cakrawala Jakarta yang sarat gedung pencakar langit.
Proyek kantor premium tidak kesulitan menemukan penyewa, selama lokasinya berada di pusat kota dan dekat dengan jalur kereta ringan (LRT).

Di sisi lain, persewaan mengalami penurunan. Namun properti ini akan berada di posisi yang baik ketika pasar mulai naik. Hal yang sama berlaku untuk properti hunian.

Kemerosotan kantor

Minat membeli aset kantor di Jakarta telah merosot sejak beberapa tahun terakhir, tepatnya sejak 2015, karena kekhawatiran berlebihnya pasokan.

Menurut JLL, kekosongan telah meningkat menjadi hampir 30 persen, sementara tingkat sewa merosot 11 persen secara tahunan pada paruh pertama 2017.

Sejumlah pengembang secara agresif merambah daerah.KOMPAS.com/RAM Sejumlah pengembang secara agresif merambah daerah.
Pasar telah menunjukkan sikap reseptif untuk pasokan baru. Namun, bangunan yang bagus dan dekat dengan jaringan transportasi tidak kesulitan mencari penyewa.

Sementara ada penyesuaian, harga sewa belum turun 50 persen. Kebanyakan pengembang pasti akan mengerem pasokan, karena memakan waktu lebih lama untuk sewa dan kembalinya modal.

Meski demikian, dengan pasokan masuk yang semakin berkurang mulai tahun 2018, mungkin ada harapan.

Adapun di sektor perumahan, pasar kelas atas terpukul sangat keras, meskipun beberapa proyek baru di Indonesia, khususnya di pusat kota dengan pengembangan multifungsi umumnya mendapat respon positif dari pasar.

Gama TowerGama Land Gama Tower
Faktor penentu pertama adalah lokasi, dengan adanya penambahan infrastruktur, terutama jika properti dekat dengan stasiun LRT. Kedua adalah harga murah, yang juga berarti ukurannya lebih kecil.

Sementara itu, menurut Sekretaris Perseroan sekaligus Head of Corporate Social Responsibility PT Intiland Development Tbk, Theresia Rustandi, permintaan ruang perkantoran Intiland masih stabil.

"Seiring dengan membaiknya iklim investasi dan pertumbuhan perekonomian, kami yakin pasar perkantoran akan bergerak membaik, seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasar terhadap produk perkantoran maupun industri properti secara umum," kata Theresia kepada KompasProperti, Rabu (22/11/2017).

Aktivitas pekerjai menyelesaikan pembangunan Stasiun Depo angkutan massal cepat (Mass Rapid Transit/MRT)  Lebak Bulus, Jakarta, Senin (14/8/2017).Pengerjaan proyek MRT fase pertama ini diperkirakan rampung pada tahun 2019.
KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOB Aktivitas pekerjai menyelesaikan pembangunan Stasiun Depo angkutan massal cepat (Mass Rapid Transit/MRT) Lebak Bulus, Jakarta, Senin (14/8/2017).Pengerjaan proyek MRT fase pertama ini diperkirakan rampung pada tahun 2019.
Tingkat okupansi di beberapa gedung perkantoran, seperti Intiland Tower Jakarta dan Surabaya, South Quarter, dan Spazio sampai saat ini tidak mengalami banyak perubahan.

Namun, segmen produk perkantoran sewa maupun perkantoran jual (strata title) penting bagi pertumbuhan Intiland.

Perkantoran sewa memberikan kontribusi cukup signifikan pada pendapatan penjualan (marketing sales) maupun recurring income

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau