Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MRT Bertabrakan, Apa Komentar Menhub Singapura?

Kompas.com - 16/11/2017, 10:42 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti - Transportasi massal mass rapid transit (MRT) di Singapura kembali diterjang masalah, Rabu (15/11/2017) pagi. Sebuah tabrakan terjadi antara dua kereta di stasiun Joo Koon dan menyebabkan sejumlah penumpangnya masuk rumah sakit.

Dengan besarnya perhatian publik negeri singa terhadap kasus itu, Menteri Perhubungan Singapura Khaw Boon Wan turut angkat bicara. Apa penjelasannya?

Berbicara kepada para pewarta setelah konferensi pers bersama Otoritas Transportasi Darat Singapura (LTA) dan SMRT, Khaw menyampaikan permintaan maafnya atas kecelakaan memalukan itu.

Sebagai informasi, peristiwa tabrakan MRT terakhir kali dialami Singapura lebih dari dua dekade silam, tepatnya pada 5 Agustus 1993.

Baca juga: Ini Kronologi Lengkap Tabrakan MRT Singapura Rabu Pagi

Menurut Khaw, ia tak habis pikir bagaimana tabrakan itu dapat terjadi. "Ini adalah hari yang mengerikan," ujarnya seperti dilaporkan Channel News Asia, Rabu (15/11/2017) malam.

"Para penumpang tidak nyaman dan beberapa bahkan terluka. Jadi, kami mohon maaf untuk itu. Mereka yang terluka dan berada di rumah sakit telah dikunjungi Menteri Kedua untuk Perhubungan Ng Chee Meng serta Menteri Senior untuk Perhubungan, Dr Lam (Pin Min). Para penumpang sangat mengerti dan kami amat bersyukur,” sambung Khaw.

Situasi pasca kecelakaan MRT Singapura, Kamis (15/11/2017)Yahoo News Singapore/Hannah Teoh Situasi pasca kecelakaan MRT Singapura, Kamis (15/11/2017)
Terkait apakah akan ada komite khusus untuk menyelidiki kasus tabrakan hingga tuntas, Khaw menyebut itu tergantung pada proses investigasi. Jika faktar seputar kejadian itu sudah jelas maka tak diperlukan lagi sebuah komite khusus.

Baca juga: MRT Singapura Tabrakan, Penyebabnya Ternyata...

Lebih lanjut, dia mengatakan, SMRT dan LTA bakal menghentikan layanan MRT dari Joo Koon ke Tuas Link pada hari Kamis ini. Tujuannya agar penyedia sistem Thales dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh.

"Ini adalah insiden besar pertama yang melibatkan sistem sinyal baru," cetusnya.

"Thales yakin akan sistem ini dan saya menasihati tim untuk mengutamakan keselamatan. Karena itu, layanan MRT kami tunda sehari penuh agar dapat dilakukan pemeriksaan komprehensif,” tuntas Khaw.

Kali kedua

Dalam catatan KompasProperti, bukan kali ini saja Menteri Perhubungan Singapura meminta maaf atas gangguan layanan MRT.

Oktober lalu, ketika skandal banjirnya terowongan membuat layanan MRT lumpuh 20 jam, Khaw juga menyampaikan simpatinya.

Gangguan layanan kala itu dipandang amat mencoreng citra MRT Singapura. Peristiwa itu dipandang memalukan dan termasuk yang terburuk dalam sejarah MRT Singapura.

Menurut Khaw, pada dasarnya terowongan MRT tidak boleh banjir sekali pun, apalagi sampai lumpuh total.

Pasukan dari Singapore Civil Defence Force terlihat membersihkan genangan banjir terowongan yang melumpuhkan MRT Singapura, Sabtu (7/10/2017)Singapore Civil Defence Force Pasukan dari Singapore Civil Defence Force terlihat membersihkan genangan banjir terowongan yang melumpuhkan MRT Singapura, Sabtu (7/10/2017)
“Tim SMRT yang bertugas menjaga sistem anti-banjir di Bishan telah mengecewakan kami,” ujar Khaw kala itu.

Insiden banjir semestinya dapat dicegah dan tak perlu terjadi. Ia pun mengakui bahwa kejadian memalukan itu bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap MRT Singapura.

Baca juga: Pasca Layanan Lumpuh 20 Jam, Petinggi MRT Singapura Dicopot

"Seharusnya tidak terjadi, kami memohon maaf," tegasnya lagi.

Hasil penyelidikan Kementerian Perhubungan Singapura menunjukkan, banjirnya terowongan disebabkan oleh sistem anti-banjir yang tidak dipelihara dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau