JAKARTA, KompasProperti - Bisnis hotel kapsul di Indonesia, memang belum setenar di negara asalnya yaitu Jepang. Di negeri sakura tersebut, hotel kapsul sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Tak hanya kalangan ekspatriat, para pelancong yang kebetulan berada di tengah kota-kota besar di Jepang, dapat dengan mudah menemukan hotel semacam ini.
Biasanya, mereka yang hendak menginap dalam jangka waktu singkat, cenderung memilih hotel ini dengan alasan tarif atau room rate yang lebih terjangkau.
"Karena di sana itu tarif hotel paling murah itu Rp 1 juta ke atas. Kalau kapsul Rp 300.000-an," kata Presiden Direktur Intiwhiz Moedjianto Soesilo Tjahjono menjawab pertanyaan KompasProperti pekan lalu.
Namun yang jadi persoalan, apakah keberadaan hotel kapsul bakal dapat menyaingi hotel bujet. Moedjanto mengaku, belum bisa memperkirakan hal tersebut.
"Terus terang saya bikin tidak yakin berhasil," ungkapnya.
Memang, bila dilihat dari sisi investasi, biaya yang diperlukan untuk membangun hotel kapsul yang notabene merupakan hotel bintang satu, jauh lebih murah dibandingkan hotel bujet bintang dua.
Sebatas gambaran, biaya konstruksi sekaligus instalasai pemasangan 100 unit kapsul hanya membutuhkan investasi Rp 10 miliar. Itu artinya, dibutuhkan biaya sekitar Rp 100 juta untuk setiap unit kapsul.
Dengan fasilitas tersebut tentu sudah cukup mewah bagi para pelancong atau karyawan yang memang hanya membutuhkan kamar hotel sebagai tempat untuk beristirahat.
Moedjianto menaksir, balik investasi atau break even point (BEP) hotel kapsul sekitar 8 tahun.
Sementara, biaya yang dibutuhkan untuk membangun 100 unit hotel bujet bintang dua diperkirakan berkisar antara Rp 27 miliar hingga Rp 30 miliar. Namun, biaya tersebut belum termasuk fasilitas dan interior yang terdapat di dalamnya.
Tak Asal Bangun
Meski investasi hotel ini terbilang murah, Moedjianto menyarankan para pengusaha hotel tak asal latah dalam mengembangkan hotel ini. Bukan berarti, ia tak setuju bila pasar hotel ini berkembang nantinya.
Salah satu kunci kesuksesan keberadaan hotel kapsul adalah lokasi. Ia mengatakan, tak semua kota di Indonesia layak dijadika lokasi hotel kapsul.
"Saya terus terang saja, Jakarta pun belum tentu sesukses itu. Saya bisa bikin, tapi apakah sukses saya belum tahu. Tapi saya akan tempatkan di tempat yang sudah pasti laku," kata Moedjianto.
Dalam waktu dekat, Intiwhiz akan membuka hotel kapsul baru di Bromo. Berbeda dengan Trawas, jumlah kapsul yang akan dibangun di Bromo hanya 80 unit. Itu artinya, investasi yang digelontorkan untuk membangun hotel ini hanya Rp 8 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.