KUPANG, KompasProperti - Potensi bisnis di Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjanjikan bagi para pengusaha maupun investor.
Hal tersebut berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi di KTI mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi di banding kawasan lainnya.
Per kuartal II-2017, ekonomi KTI tercatat tumbuh 3,14 persen atau naik 65 basis poin (bps) triwulanan dari 2,49 persen pada kuartal sebelumnya.
Baca juga : Sektor Properti Diprediksi Jadi Penyokong Ekonomi Indonesia 2018
Kepala Ekonom Bank BTN Winang Budoyo mengatakan secara sektoral, real estat baru menyumbang 2,58 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Nusa Tenggara Timur.
"Namun, pertumbuhan sektor real estat telah mencapai 5,4 persen secara tahunan kuartal II-2017, atau jauh melonjak dari pertumbuhan pada kuartal I/2016 yang hanya sebesar 2,94 persen," ujar Winang melalui keterangan tertulis yang diterima KompasProperti, Rabu (25/10/2017).
Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan lonjakan pertumbuhan tersebut disebabkan pembangunan perumahan di Kabupaten Manggarai Barat, Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Kupang.
Pembangunan ini dilakukan dalam rangka program 3.000 unit rumah subsidi pada 2017. Menurut Winang, momentum pertumbuhan di sektor real estate ini menjadi potensi untuk bisnis perumahan, terutama di NTT.
Apalagi saat ini pemerintah sedang gencar membangun infrastruktur terutama jalan yang membuka akses lahan yang lebih besar.
"Pengembangan sektor properti pun sejalan dengan Program Satu Juta Rumah sehingga pemerintah memberikan berbagai bantuan subsidi pembiayaan agar masyarakat mudah memiliki rumah,” jelas Winang.
Di tengah kenaikan KTI, pertumbuhan ekonomi di Jawa pada kuartal II-2016 justru turun 27 bps per tiga bulanan.
Begitu pula di Kalimantan dan Sulawesi yang mengalami penurunan masing-masing 50 bps qoq dan 35 bps per kuartal.
Di NTT, lanjut Winang, ekonomi tumbuh sebesar 5,01 persen pada kuartal II/2017 atau sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Winang menambahkan, adanya berbagai kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus untuk sektor properti pun menjadi peluang bisnis bagi para pengembang.
Berbagai stimulus tersebut seperti relaksasi ketentuan loan to value atau financing to value (LTV/FTV) sejak Juni 2015.
Pemerintah pun berencana akan kembali memberikan stimulus untuk sektor properti melalui kebijakan LTV/FTV spasial atau berdasarkan wilayah.
"Relaksasi tersebut memiliki efek pengganda yang besar karena sektor properti terkait dengan hampir 170 sektor lainnya," tutur Winang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.