Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Properti Diprediksi Jadi Penyokong Ekonomi Indonesia 2018

Kompas.com - 20/10/2017, 10:15 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Indonesia diperkirakan masih akan dihadapkan pada tantangan perekonomian yang cukup berat pada tahun 2018. Meski ada pertumbuhan ekonomi, namun diprediksi nilainya tidak terlalu tinggi dan dibawah ekspektasi.

Menurut Pengamat Ekonomi dari Unika Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko, ada dua hal yang mempengaruhi sektor perekonomian Indonesia, yaitu harga barang komoditas dan kondisi perekonomian global.

"Ekonomi domestik masih sangat dominan dipengaruhi oleh komoditas. Dan itu, makanya naik turunnya harga komoditass di tingkat global, berpengaruh terhadap dinamika ekonomi domestik," kata dia saat diskusi Rumah.com Property Outlook 2018 di Jakarta, Kamis (19/10/2017).

Pemerintah, menurut dia, sebenarnya sudah mulai mengurangi ketergantungan ekonomi Indonesia dari sektor komoditas ke sektor industri dan manufaktur. Caranya, yaitu dengan membangun infrastruktur secara masif di berbagai wilayah.

Namun, resesi ekonomi global, kata Agustinus, yang terjadi beberapa waktu lalu juga memberikan imbas terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Dana Moneter International atau International Moetary Fund (IMF) pada April 2016 lalu mengeluarkan laporan tiga bulanan mereka bertajuk 'Too Slow For Too Long'.

Laporan itu berisi kinerja perekonomian global yang kurang positif dan diprediksi akan terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama.

"Sampai kapan? Tidak akan ada yang tahu," kata dia.

Setahun kemudian, IMF kembali mengeluarkan laporan pada April 2017 yang bertajuk 'Gaining Momentum', setelah diketahui kondisi perekonomian global mulai membaik. Kondisi tersebut juga ditegaskan dalam laporan pada Juli 2017 yang berjudul 'A Firming Recovery'.

Agustinus memprediksi, tren ekonomi secara global akan mengalami kenaikan. Hingga akhir 2017, diperkirakan pertumbuhan ekonomi secara global mencapai 3,5 persen dan 3,6 persen pada tahun depan.

Sementara, bagi negara-negara berkembang, pertumbuhan rata-rata diperkirakan dapat mencapai 4,6 persen pada tahun ini dan 4,8 persen pada tahun depan.

"Intinya secara global, kalaupun proyeksinya optimistik dan diproyeksikan akan terus membaik, pun dalam angka yang relatif rendah," kata dia.

Ditopang properti

Sektor properti memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari keberadaan industri turunan yang ada di dalam sektor tersebut.

Sebagai gambaran, dalam membangun sebuah rumah, pengembang tentu akan bekerja sama dengan beragam industri lainnya, mulai dari semen, besi, pasir, kaca dan lainnya. Setidaknya, ada sekitar 170 industri turunan yang berada di dalam sektor properti.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau