MEDAN, KompasProperti - Warga Jalan Mukhtar Basri, Jalan Bukit Barisan, Glugur Darat dan Kampung Durian putus harapan.
Akses yang setiap hari mereka lintasi, sudah bertahun-tahun rusak parah. Menjadi kolam saat musim hujan dan sarang abu begitu kemarau.
Janji-janji akan diperbaiki tak kunjung terwujud. Tak pelak mereka pun marah, dan mengancam akan melakukan demo besar-besaran.
"Perbaikan yang dilakukan terkonsentrasi di kawasan tertentu saja, ada diskriminasi lokasi. Kami menderita dengan jalan rusak ini. Sudah tiga kali ganti wali kota, puluhan pejabat meninjau, tak ada perbaikan. Tunggu Joko Widodo (Jokowi) datang dulu rupanya baru diperbaiki jalan ini," kata Aulia Asmul Nasution, mahasiswa fakultas hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) kepada KompasProperti.
Setiap hari, untuk menuju kampusnya, dia harus melewati jalan berlumpur dan berlubang-lubang. Jalan Mukhtar Basri dan Jalan Bukit Barisan yang kondisinya paling parah menjadi akses utama menuju tempatnya menimba ilmu.
Akibatnya, kerugian dialami semua lapisan masyarakat. Mulai dari pedagang di sekitar kampus, pengguna jalan, warga dan mahasiswa.
"Kami sudah capek minta Pemerintah Kota (Pemko) Medan memperbaiki. Tak ada reaksi wali kota, warga sudah menanami pohon dan menyemen jalan. Kami menilai ini bentuk arogansi dan diskriminasi," ucap Aulia.
Menurutnya, pengguna jalan yang melintasi kedua akses tersebut lebih dari 25.000 orang per minggu. Mahasiswa UMSU saja jumlahnya 20.000 orang.
"Dana APBD 2016 dan 2017 telah dianggarkan untuk perbaikan Jalan Mukhtar Basri sekitarnya. Sudah mau akhir tahun, jalan kami masih sekarat, pikirkanlah penderitaan rakyat ini,” tegas dia.
Pengaspalan
Keluhan Aulia dan warga sepertinya diakomodasi Pemko Medan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU). Mereka mulai mengaspal Jalan Mukhtar Basri pada Selasa (10/10/2017).
Kepala Dinas PU Kota Medan Khairul Syahnan mengatakan, rusaknya jalan ini akibat pengorekan pipa limbah yang dilakukan Dinas Tata Ruang dan Permukiman Sumatera Utara pada 2016.
Kualitas perbaikan jalan yang dilakukan pasca pengorekan pipa tidak sempurna sehingga menyebabkan jalan rusak.
“Kerusakan jalan ini jadinya berimbas pada Pemko Medan, masyarakat menyalahkan kami,” kata Syahnan, Rabu (11/10/2017).