KompasProperti - Sebuah laporan baru dari platform riset pemasaran multikanal, Smarter HQ menemukan 50 persen generasi milenial lebih suka berbelanja di toko fisik atau off line store.
Hal ini sejalan dengan penelitian terbaru dari HFN tentang demografi milenial atau penduduk yang lahir pada rentang tahun 1980-1997.
Survei tahunan "Millennial Total Home" menemukan, sekitar 63 persen perabot rumah generasi milenial dibeli di toko fisik.
Perusahaan yang beralih ke metode belanja digital untuk fokus pada pembelanja online, terutama kaum muda yang lebih 'melek' teknologi, tidak memahami perilaku demografi penduduk sebanyak 80 juta ini.
"Meskipun kami melihat lebih banyak lalu lintas seluler daripada tahun-tahun sebelumnya, terutama dengan pembeli yang lebih muda, survei kami menemukan bahwa toko fisik masih hidup dan sehat berkat milenial," kata CEO Smarter HQ Michael Osborne.
Ia menambahkan, kebutuhan akan pembelian langsung di toko juga kuat, teruji dan kohesif. Dengan demikian, kata Osborne, kehadiran omnichannel selain online adalah kunci untuk memanfaatkan potensi yang datang dari para generasi Y.
Para pembeli yang saat ini berusia 20-37 tahun tersebut lebih mengedepankan kualitas dengan konten yang relevan, bukan kuantitas.
Sementara itu, sebanyak 74 persen milenial yang disurvei mengaku frustrasi dengan banyaknya komunikasi pemasaran yang mereka terima.
Mayoritas responden juga lebih memilih satu sampai tiga surat elektronik pemasaran per bulan.
Bahkan, 70 persen di antaranya merasa frustrasi oleh perusahaan yang mengirimkan email tidak relevan.
Mereka cenderung memilih untuk menerima email hasil personalisasi yang menawarkan informasi tertentu seperti pemberitahuan penjualan untuk item yang diangkut sebelumnya.
Selain itu, mereka juga memilih untuk mendapat hasil personalisasi tentang item atau kategori yang sebelumnya diraba dan merekomendasikan produk berdasarkan minat mereka.
"Temuan lain yang menonjol adalah 70 persen milenial benar-benar merasa nyaman dengan penjual yang melacak perilaku pembelian dan penjelajahan mereka jika itu berarti mereka akan menerima komunikasi yang lebih relevan," kata Osborne.
Hal ini, kata dia, semakin menekankan kebutuhan akan personalisasi strategis, dalam industri yang masih terdistraksi oleh teknik pemasaran massal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.