Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Pesona The Big Durian Jakarta di Antara New York dan Singapura

Kompas.com - 09/09/2017, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHilda B Alexander

Pesona itu seperti kenikmatan yang akan keluar dari kotak pandora. Misterius sekaligus niscaya. Mahal, ekonomi tinggi, tetapi beraroma kompleks yang tidak semua warga dunia menyukai. Ketidakefisienan yang bercampur dengan kelezatan suplai kebutuhan harian kelas dunia yang juga tersedia di kantung-kantung bagian kota tertentu. Kehidupan keras penuh duri-duri kehidupan, namun juga penuh romantisme kota besar yang kompleks. Satire dan komedi, bercampur aduk layak menjadi aroma khas Jakarta.

Begitu besar tantangan pemerintah kota untuk menyediakan fasilitas warga yang belum terselesaikan, namun juga begitu tinggi harapan kita akan berubah budaya hidup di kotanya. Itulah Jakarta, warga internasional dan berbagai kalangan pun menganggap Jakarta menawarkan pesona khas, The Big Durian!

Durian bagi sebagian kita adalah rajanya buah, atau buahnya dewa-dewa. Lezat, mewah, nikmat dan kuliner khas yang serba mengagumkan. Sebaliknya, bagi sebagian orang, durian adalah bau tak sedap, aroma khas yang dilarang masuk ke tempat-tempat mewah. Durian disukai, dan juga dibenci.

Bagi yang belum mengenal seluk beluk inti Jakarta, The Big Durian itu keras, sulit, mahal dan busuk. Namun bagi pecintanya, Jakarta seperti membuka buah durian mendapatkan harta karun. Durian runtuh adalah mimpi yang baik dan hebat.

Saya jadi teringat perjalanan berkeliling mencari kenikmatan durian. Dan uniknya, bersama sahabat lain, kami mendapati kota super bersih dan super teratur Singapura pun menyukai durian! Metafora? Mungkin.

Suatu malam kami menuju tepian Singapore Botanical Garden, Dempsey Park adalah tempat beragam restoran kelas utama. Pengunjung mancanegara datang menikmati kuliner berkelas.

Di ujung taman, tersudut di sisi selatan salah satu lapangan parkir Dempsey Park, terdapat tenda kecil penjual durian yang terus dibanjiri pengunjung yang sebagian bangsa Asia.

Walaupun dipinggirkan, pesonanya tetap mengemuka dengan koleksi durian Musang King, si manis pahit King-of-King, Mao Shang Wan, ataupun Black Thorn. Sungguh suguhan kotak pandora penuh harta karun yang lezat!

Pikiran pun melayang jauh. Untuk mencapai kelezatan dan pesona kota dunia, The Big Durian punya pekerjaan rumah besar. Ketimpangan ketersediaan infrastruktur transportasi kota begitu besar, jalanan penuh kendaraan pribadi perorangan, halte terbengkalai dan gelap pada malam hari. Konsistensi pelayanan masih jauh dari cukup, dan integrasi Jadebotabek adalah keniscayaan.

Meningkatkan ridership dari 400.000 ke 5 juta, dapat memakan waktu 20 sampai 30 tahun. Inovasi rekayasa dan pembiayaan menjadi tugas berat bersama. Toh, bila langkah awal tembusnya jalur pertama MRT Jakarta, perlu kita sambut sebagai awal momentum positif.

Sambil terheran-heran melihat orang Singapura makan durian pakai sarung tangan plastik, pikiran saya menerawang jauh tentang The Big Durian pada masa datang, yang nyaman dan laik huni. Ketika Durian Petruk sekonsisten Musang King, lebih berharga dari apple USA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com