JAKARTA, KompasProperti - Pelaksanaan mudik dan balik Lebaran 2017, terbilang lancar. Berbagai sarana, prasarana, dan infrastruktur penunjang yang disiapkan pemerintah membuat momok mudik yang terjadi tahun 2016 tak terulang tahun ini.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menilai, keberhasilan penyelenggaraan mudik dan balik Lebaran tak lepas dari koordinasi berbagai pihak.
"Kalau dari sarana prasarana, sudah optimal kami sediakan. Mulai minggu depan, kami genjot lagi supaya tol darurat bisa selesai 2017, sebelum mudik 2018," kata Basuki di kantornya, Senin (3/7/2017).
Pada musim mudik kali ini, jalan tol yang dibuka secara darurat atau sementara sepanjang 402 kilometer, terdiri atas Jalan Tol Trans-Jawa (337 kilometer) dan Trans-Sumatera (65 kilometer).
Selain itu, pemerintah juga mengoperasikan empat jalan layang atau fly over di wilayah Kabupaten Brebes yang menjadi jalur alternatif bagi masyarakat yang ingin menuju wilayah selatan Pulau Jawa dari jalur utara. Keempat fly over itu adalah Dermoleng, Kretek, Kesambi dan Klonengan.
"Saya kira dengan empat fly over dan tol darurat, kondisi arus lalu lintas lebih baik dari tahun lalu," kata dia.
Sementara itu, anggota Komisi V DPR Nizar Zahro mengapresiasi, kinerja pemerintah pada musim mudik lebaran kali ini.
Respon pemerintah yang cepat dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di jalan, membuat arus mudik dan arus balik berjalan lancar.
"Sehingga kasus Brexit tidak terjadi lagi. Dengan adanya respon cepat masyarakat terlayani dengan baik," kata dia.
Nizar pun menyoroti sejumlah hal positif yang terjadi pada musim mudik lebaran kali ini, seperti penurunan angka kecelakaan, optimalisasi rest area, hingga waktu tempuh perjalanan yang relatif cepat.
Berdasarkan data kepolisian, tingkat kecelakaan yang terjadi per H+2 Lebaran mencapai 1.299 kasus. Jumlah itu menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 1.515 kasus.
Sementara itu, ia menambahkan, tingkat ketersediaan bahan bakar minyak di lokasi SPBU yang terdapat di rest area juga mencukupi. Tidak ada pemudik yang merasa kekurangan BBM.
"Waktu tempuh lebih cepat lebaran 2017 dan semua kebutuhan pemudik antara lain rest area dan tempat MCK relatif cukup," ujarnya.
Hanya, menurut dia, yang masih perlu mendapat perhatian pemerintah yaitu dampak ekonomi yang ditimbulkan dari keberadaan jalan tol.
Sebagai contoh, ia menyebut, sepinya jalur Pantai Utara atau Pantura ketika tol Trans-Jawa difungsikan. Ia berharap, pemerintah dapat mengambil langkah untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Efek ekonomi menurun drastis bahkan sangat sepi volume kendaraan. Sehingga mengakibatkan pendapatan semua pedagang turun drastis," kata dia.