MOJOKERTO, KompasProperti - Raksasa otomotif Nasional PT Astra International Tbk melalui sayap bisnis infrastruktur, Astra Infra, semakin agresif menggarap pengembangan jalan tol, terutama yang masuk dalam jaringan Tol Trans-Jawa.
Salah jalan tol yang konsesinya 100 persen dimiliki Astra Infra melalui PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) adalah Kertosono-Mojokerto. Jalan tol ini dirancang sepanjang 40,5 kilometer.
Untuk hajatan kolosal mudik dan balik Lebaran tahun 2017 ini, MHI membuka secara fungsional seksi II Jombang-Mojokerto Barat dengan panjang lintasan mencapai 19,70 kilometer, dan Jembatan Brantas-Pendekat sepanjang 0,20 kilometer.
Ruas Ngawi-Kertosono merupakan bagian dari jalan Tol Solo-Kertosono sepanjang 35 kilometer yang dikerjakan oleh pemerintah.
Divisi Operasi Departemen Lalu Lintas, Informasi, dan Komunikasi MHI, Andreas Sumarwan mengungkapkan hal tersebut kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com dan Otomania.com, Minggu (19/6/2017).
"Ruas Ngawi-Kertosono merupakan jalan tol yang dibiayai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jadi, fungsionalisasi Bandar-Batas Barat sangat tergantung pada kesiapan Ngawi-Kertosono," tutur Andreas.
Gerbang Tol Mojokerto di Tol Kertosono-Mojokerto, Minggu (18/6/2017).
"Target konstruksi selesai tahun ini, dan operasional juga tahun ini," tambah dia.
Sementara Seksi I Jombang-Bandar sepanjang 14,41 kilometer sudah beroperasi sejak 2014 lalu, dengan tarif Rp 11.000.
Demikian halnya dengan Seksi III Mojokerto-Mojokerto Barat sepanjang 5 kilometer yang secara resmi dioperasikan dengan tarif Rp 5.000.
Identitas lokal
Secara umum, kondisi Jalan Tol Kertosono-Mojokerto untuk ruas yang sudah dioperasikan dalam keadaan mulus, dan bagus. Nyaris tak ada bagian jalan yang bergelombang.
Simpang Susun Bandar di Tol Kertosono-Mojokerto, Minggu (18/6/2017).
"Kami mengutamakan keamanan dan keselamatan pengguna jasa tol. Tak hanya ruas-ruas yang sudah operasional, melainkan juga fungsional dengan kelengkapan fasilitas dan fitur standar," imbuh Andreas.
Meski panorama alam tak seelok di Tol Bawen-Salatiga, namun yang membuat Jalan Tol Kertosono-Mojokerto ini istimewa adalah adopsi arsitektur lokal pada seluruh gerbang tol (GT) yang dibangun.
Simpang Susun Bandar di Tol Kertosono-Mojokerto, Minggu (18/6/2017).
Umpak merupakan fondasi atau tatakan tiang penyangga sebuah bangunanyang lazim ditemukan pada cagar-cagar budaya peninggalan Kerajaan Hindu. Umpak mempunyai peranan yang penting karena merupakan titik kekuatan sebuah bangunan.
"Supaya seragam dan satu nafas, filosofi umpak kami adopsi," cetus Andreas.
Sejatinya, pengguna Jalan Tol Kertosono-Mojokerto tak hanya disuguhi keunikan arsitektural umpak, melainkan hamparan persawahan yang hijau menguning di sisi kiri dan kanan tol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.