BREBES, KompasProperti - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengaku menghadapi kesulitan dalam pembangunan jalan layang atau flyover Kretek di Brebes, Jawa Tengah.
Bina Marga harus bekerja keras untuk mengejar pembangunan jalan layang tersebut karena panjangnya bertambah 50,8 meter.
"Kami harus pakai struktur khusus yaitu box girder di sana. Supaya fungsional Lebaran ini kami sudah pasang satu bally, satunya lagi box girder. Sekarang pasang satu, nanti malam dipasang 1 lagi," ujar Arie di lokasi proyek, Sabtu (10/6/2017) malam.
Tadinya, lanjut dia, Bina Marga mendesain awal jembatan menggunakan beton. Namun, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI meminta panjangnya ditambah sehingga jika pakai balok beton, terlalu tebal dan berat. Dengan demikian, beton tersebut diganti menggunakan box girder.
"Tapi teman-teman (manajer proyek) yakin kalau tidak ada hal khusus, H-5 bisa kita fungsionalkan, kita bisa pakai," kata Arie.
Karena fungsional, imbuh dia, angkutan berat susah naik sehingga masih harus menggunakan jalan di bawah.
Jembatan hanya bisa digunakan untuk kendaraan roda empat seperti mobil dan bus. Tapi nantinya saat jembatan selesai, semua kendaraan akan lewat atas karena jalur di bawah akan ditutup.
"Ini untuk Lebaran akan digunakan 1 arah. Jadi yang dari barat saat mudik lewat atas, sedangkan yang dari timur lewat bawah. Ketika arus balik, sebaliknya yang dari barat lewat bawah dan dari timur lewat atas," tutur Arie.
Jembatan Kretek dibangun sepanjang 700 meter dengan perkembangan fisik 77,41 persen per 4 Juni 2017.
Pembangunan jalan layang ini juga terlambat akibat proses pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lama sehingga baru dimulai pada Mei 2017 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.