JAKARTA, KompasProperti - Tahun ini, pemerintah menambah ruas Tol Trans-Jawa yang difungsikan atau digunakan sementara pada mudik dan balik Lebaran 2017.
Satu di antaranya adalah ruas Brebes Timur-Grinsing yang merupakan bagian dari Tol Batang-Semarang.
Kehadiran ruas tol tersebut dipastikan memberikan dampak, tak hanya bagi daerah tetapi juga masyarakat yang menggantungkan hidupnya di jalur Pantai Utara.
Selama ini, jalan nasional Pantura yang juga meliputi jalur arteri di setiap kabupaten atau kota di wilayah utara Pulau Jawa itu, dimanfaatkan masyarakat untuk mencari nafkah.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengibaratkan, kehadiran ruas Tol Brebes Timur-Grinsing sama seperti saat Tol Cikopo-Palimanan dibuka.
Ketika itu, jalur puncak yang menjadi jalur arteri yang menghubungkan Jakarta-Bandung, berangsur-angsur ditinggalkan masyarakat. Demikian halnya jalur Nasional Pantura.
"Semua pindah ke tol," kata Yayat kepada KompasProperti, Jumat (9/6/2017).
Secara pelan tapi pasti, kelompok masyarakat yang memiliki usaha mikro kecil menengah akan merasakan dampaknya, dan terancam usahanya.
Kelompok itu terdiri atas para pengusaha rumah makan atau restoran, penyedia jasa penghinapan, hingga pusat oleh-oleh khas daerah.
"Harus ada kerja sama dengan operator jalan tol," kata dia.
Salah langkah yang dapat dilaksanakan yaitu dengan menggandeng operator jalan tol, untuk dapat menyediakan lahan yang bisa digunakan masyarakat untuk berjualan.
Dengan memanfaatkan lahan seperti rest area, setidaknya usaha masyarakat masih tetap dapat bertahan.
"Mumpung masih fungsional, harus ditempatkan. kalau yang jarak jauh itu kan perlu rest area yang besar, yang luas, apalagi untuk hari-hari mudik," kata dia.
Dampak Daerah
Salah dampak kehadiran jalan tol bagi daerah yaitu kemudahan konektivitas antara daerah satu dengan daerah lain.
Kemudahan tersebut akan mendorong percepatan pembangunan kota dan menumbuhkan sektor perekonomian yang baru.
Namun, ia mengingatkan, kemudahan tersebut juga berdampak terhadap meningkatnya volume kendaraan yang ada.
Karena itu, pemerintah daerah perlu mengantisipasi dengan meningkatkan kapasitas jalan untuk menghindari terjadinya kemacetan yang ada.
"Kota harus siap mengantisipasi besarnya jumlah perjalanan di dalam kota karena semakin terbuka," kata dia.
Di samping itu, ia menyarankan, pemerintah daerah harus mampu mengendalikan pembangunan agar tidak terfokus pada kawasan yang berdekatan dengan gerbang tol.
Ia menilai, keberadaan pintu tol merupakan magnit tersendiri bagi investor untuk menanamkan moda.
Mereka cenderung memilih kawasan yang dekat dengan pintu tol agar mobilitas kendaraan dapat lebih mudah.
Karena itu, ia meminta, agar pemerintah daerah dapat mengantisipasinya agar tidak terjadi kepadatan arus kendaraan, terutama di pintu gerbang tol.