Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya Kekeluargaan Jadi Kunci Pusat Belanja Tetap Eksis

Kompas.com - 30/05/2017, 23:29 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Meski e-commerce berkembang sangat pesat, pusat perbelanjaan tidak serta-merta ditinggalkan para pengunjung.

Bahkan, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta Ellen Hidayah mengaku optimistis eksistensi pusat perbelanjaan karena masyarakatnya memiliki budaya kekeluargaan yang kental.

"Masyarakat Indonesia ini unik dibanding negara lain seperti Amerika Serikat yang pusat perbelanjaannya sudah lebih dulu berguguran. Kita masih punya rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang kuat," ujar Ellen saat acara Forum Gathering APPBI DPD DKI Jakarta, di Hotel Santika, Jakarta, Selasa (30/5/2017).

Ia yakin, pusat perbelanjaan di Indonesia masih dikunjungi masyarakat terutama untuk kegiatan sosial seperti reuni.

Menurut Ellen, meski sudah ada teknologi yang dapat memfasilitasi seseorang bertatap muka seperti Skype, hal tersebut belum dapat menggantikan preferensi seseorang untuk bertemu secara langsung.

"Kalau lewat Skype tidak bisa colek kiri-kanan, tidak bisa cipika-cipiki. Ini juga jadi salah satu kekuatan masyaraka Indonesia, terutama pusat perbelanjaan," tutur Ellen.

Fenomena ini, sebut dia, tentu saja tidak disia-siakan oleh pengelola pusat perbelanjaan. Beberapa upaya yang dilakukan untuk menyaingi e-commerce adalah menggelar lebih banyak kegiatan di pusat perbelanjaan.

Pengelola juga mulai fokus pada hiburan hingga tempat yang nyaman untuk bertemu. Restoran misalnya, menjadi salah satu kunci pusat perbelanjaan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pengunjung.

"Kalau makanannya cantik, pasti datang langsung jepret (foto). Kedua jepret apa yang ada di restoran tersebut, contohnya dekorasi." kata Ellen.

Tidak sampai di sana, hasil foto ini kemudian diunggah di media sosial dan membuat banyak orang penasaran lalu ingin juga datang.

Hal tersebut perlahan-lahan membuat pengelola pusat perbelanjaan mencari penyewa yang tidak lagi konvensional.

Dalam arti, penyewa hanya menaruh meja dan kursi untuk menjajakan produk atau makanannya.

Namun, pengelola juga memperhatikan bagaimana dekorasi interior yang penyewa tawarkan karena dapat menarik pengunjung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Berita
Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com