Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Daerah Terpencil Sumut, Listrik Langka dan Pemadaman Bergilir

Kompas.com - 19/05/2017, 17:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KompasProperti - Wakil Gubernur Sumatera Utara Nurhajizah Marpaung blak-blakan mengatakan masih banyak kawasan di Sumatera Utara yang warganya belum menikmati listrik.

Kepada perusahaan pembangkit listrik nasional PT Electrik Vine Industries dan PT Cahaya Samudra Global yang menemuinya, dia bilang, persoalan akses listrik bagi masyarakat terpencil adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan solar panel.

"Kalau dilihat di Sumut, masih banyak daerah terpencil belum menikmati listrik. Sementara daerah lainnya, masih mengalami pemadaman hampir setiap hari," kata Nurhajizah, Jumat (19/5/2017).

Meskipun menurut laporan PT PLN bahwa kebutuhan listrik di Sumut akan terpenuhi dengan datangnya Vessel Marinir Power Plant (VMPP) berkapasitas 240 MW, namun Nurhajizah merasa kehadiran para investor yang berniat membangun pembangkit listrik dengan energi alternatif harus tetap diapresiasi dan disambut baik.

Pembangunan PLTS di kawasan terpencil harus didukung Pemprov Sumut dengan memfasilitasi perizinan sebagai dasar hukum serta melakukan koordinasi antara investor dengan PT PLN sebagai pemilik otoritas industri listrik.

"PLTS tetap perlu dibangun. Kenyataannya masih banyak yang belum menikmati listrik. Contohnya masyarakat yang tinggal dekat PLTA Sigura-gura, dekat sumber listrik tapi warga sekitar masih ada yang kegelapan. Ini kan untuk kemaslahatan, nanti bisa berkoordinasi dengan Dinas ESDM dan dinas lainnya," kata Hurhajizah.

Perwakilan PT Electric Vine Industries Fibiolla Ohei menjelaskan, perusahaan telah membangun PLTS teknologi solar panel dan smart-meter untuk 47 kepala keluarga di Papua.

Dengan meteran otomatis, pengguna listrik pra-bayar yang tinggal di pedalaman cukup mengisi pulsa tanpa harus pergi ke kota.

"Sudah kami bangun di Papua. Sebelumnya kami studi ke Afrika. Kalau sistemnya standar nasional dan Eropa. Jadi di mana yang grid PLN belum masuk, kami bisa hadir dan bekerja sama," kata Fibiolla.

Pembangunan PLTS untuk rumah tangga tidak membutuhkan lahan yang luas seperti pembangkit listrik konvensional.

Satu panel solar (enam bagian) dipasang di atas tiang seperti tiang listrik sehingga bisa didirikan di depan rumah penduduk. Satu tiang panel untuk empat rumah, dan  saling terhubung. Kalau ada daya listrik yang kurang tetap akan terpenuhi melalui panel yang lain.

"Selain itu, meteran juga berada di tiang listrik dan letaknya tinggi, jadi tidak bisa dicurangi atau dicuri," jelasnya.

PT Electric Vine Industries juga menargetkan 500 kepala keluarga bisa terpasok listrik di kawasan pedalaman.

Dengan kapasitas pemakaian rumah tangga, maka kekhawatiran akan krisis listrik bisa terjawab. Apalagi pembangkit ini bisa beroperasi sampai 20 tahun.

Setelah dipasang harus ada perawatannya yang akan disiapkan melalui pelatihan warga setempat sehingga tidak perlu mendatangkan tenaga kerja dari kota.

"Beberapa tahun lagi, diperkirakan energi fosil semakin habis. Maka ini adalah solusi yang mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi)," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau