JAKARTA, KOMPAS.com - Tata kelola yang terintegrasi menjadi dambaan bagi seluruh warga masyarakat yang tinggal di dalamnya.
Namun, sejauh ini belum ada kota di Indonesia yang menerapkan sistem smart city atau kota pintar di dalam tata kelola pemerintahannya secara komprehensif.
Dosen Institut Teknologi Bandung sekaligus inisiator Smart City and Community Innovation Center (SICC) Suhono Harso Supangkat mengungkapkan hal itu saat pembukaan acara Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Pemeringkatan smart city tahun ini, kata dia, telah memasuki periode kedua. Sebelumnya dilangsungkan pada 2015 lalu.
Hasilnya, hingga kini belum ada kota yang menerapkan sistem smart city secara menyeluruh. "Baru mengarah ke integrasi, seperti Surabaya, Tangerang, Bandung, Makassar, dan sebagainya," ucap Suhono.
Pada tahun ini, SICC kembali menggelar survei di 93 kota yang ada di Indonesia dalam kurun waktu Mei-Oktober 2017.
Survei tersebut dilakukan untuk mengevaluasi apakah telah terjadi perkembangan di dalam penerapan konsep smart city.
Ada sejumlah parameter yang digunakan untuk menilai sebuah kota telah menerapkan sistem smart city, yakni teknologi dan infrastruktur, orang dan tata kelola, ekonomi, sosial serta lingkungan.
Dari paramenter tersebut, ia menambahkan, nantinya akan diturunkan ke dalam sub-bagian lainnya untuk menggambarkan tingkat kemudahan masyarakat dalam mengakses kebutuhan hidupnya secara efisien, aman dan nyaman.
"Misalnya, bagaimana mengelola transportasi, bagaimana mengelola keamanan, energi, sampah, membuat inkubator baru, membuat pertumbuhan ekonomi baru macam-macamlah," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.