Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Bangkok dan Singapura, RTRW Jakarta Harus Dinamis

Kompas.com - 29/04/2017, 13:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Munculnya berbagai proyek strategis membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berubah sebelum peninjauan yang seharusnya dijadwalkan 5 tahun sekali.

Perubahan ini menuai pendapat pro dan kontra. RTRW yang sering direvisi dinilai menjadi preseden buruk, namun kebutuhan perkotaan mengatakan sebaliknya.

"Menurut saya Jakarta ini harus dinamis. Karena kalau tidak, akan sangat tertinggal," ujar Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Oswar Mungkasa, saat diskusi "Kupas Tuntas Peninjauan Kembali RTRW Provinsi DKI Jakarta", di Balai Kota, Jumat (28/4/2017).

Ia menuturkan, RTRW ini memunculkan perdebatan antara penganut paham dinamis dengan konservatif.

Mereka yang konservatif melihat RTRW selama 30 tahun harus dilaksanakan persis di lapangan. Menurut Oswar, hal tersebut sulit mengingat perubahan berkembang sangat pesat.

Di bidang teknologi saja, ia mencontohkan, model terbaru ponsel pintar bisa muncul beberapa tahun sekali.

Alsadad Rudi Stasiun MRT Lebak Bulus yang kini sedang dalam tahap pembangunan.
"Apa tata ruang mau tetap seperti (rencana) itu saja dalam beberapa puluh tahun mendatang?" sebut Oswar.

Jika ingin tetap mengikuti rencana, kata dia, Jakarta tidak mampu menyesuaikan perkembangan kota-kota lain di Asia seperti Bangkok dan Singapura.

Karena itu, untuk mengejar ketertinggalan, RTRW, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus dibuat harmonia dan sinkron.

"Gubernur baru datang dengan visi yang tidak ada di RTRW dan RDTR, tetapi ada RPJMD. Di banyak kasus, di RPJMD ada tapi RTRW enggak ada," kata Oswar.

Nah, untuk mengantisipasi ini, seharusnya RTRW, RDTR dan RPJMD berada di dalam satu paket. Misalnya, satu proyek yang ada di RTRW harus masuk juga di RPJMD.

Dengan begitu, tidak akan muncul masalah ke depan. Oswar mengaku sudah mengusulkannya sejak dua tahun lalu ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

"Tapi kelihatannya mereka tidak terlalu setuju untuk (sinkronisasi) itu," sebut Oswar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau