Dengan demikian, bangunan tidak memerlukan pendingin meski berada di negara yang panas seperti Vietnam.
Gallavardin menjelaskan bahwa bangunan T3 bioklimatik dapat menciptakan suhu secara alami sekitar 5 Celcius lebih dingin daripada suhu luar.
Ini didapat dari penggunaan ventilasi alami dan kipas langit-langit.
Kembali ke dasar
Sejak proyek pertama itu, Gallavardin telah membangun beberapa hotel bioklimatik mewah di Kamboja dan Myanmar, sebuah restoran konsep di Ho Chi Minh City, dan bahkan kantornya yang hijau untuk tim T3.
Di Indonesia, Asrama Biophilic Arsitek Andyrahman masuk dalam kompetisi Gedung Arsitektur Dunia 2016.
Proyek ini dipuji karena temboknya yang berlubang membantu bangunan ini tetap sejuk di Surabaya.
Di China, perusahaan arsitektur Amerika Perkins & Will mengambil pendekatan bioklimatik untuk Museum Sejarah Alam Shanghai yang baru.
Bangunan tersebut menyediakan penyejuk udara di area galeri untuk melindungi karya seni dari kelembaban, namun juga memiliki jendela otomatis dan jendela di langit-langit untuk secara alami menjadi ventilasi.
Museum ini menghemat 15 persen konsumsi energi dibandingkan dengan museum desain standar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.