Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Basuki, Bupati Semarang Curhat Soal Jembatan "Maut" Sunut

Kompas.com - 07/04/2017, 19:10 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KompasProperti - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Jumat (7/4/2017) berkunjung ke Kabupaten Semarang untuk meninjau Jalan Tol Bawen-Salatiga dan pembersihan ecneg gondok di Rawapening.

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Bupati Semarang Mundjirin untuk melaporkan kondisi Jembatan Sunut yang tak kunjung dibangun.

Padahal jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses bagi warga Dusun Borangan dan Dusun Sapen.

"Tadi ada presentasi dari Bupati mana-mana jembatan yang rawan dan saya khususkan kepada jembatan yang misalnya anak-anak yang harus lewat, akan saya bangun," kata Basuki di Dermaga Sumurup, Desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (7/4/2017).

Kompas.com/ Syahrul Munir Satu-satunya akses warga dusun dusun Sapen, desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang untuk keluar dari dusunnya adalah melintasi Jembatan Sunut yang terhubung dengan Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Kedua wilayah ini dipisahkan oleh Sungai Jragung. Gambar diambil, Kamis (6/4/2017).
Basuki mengatakan, pemerintah pusat akan memberikan bantuan perbaikan jembatan yang menghubungkan wilayah Dusun Sapen Kabupaten Semarang dengan Desa Jragung, Demak.

Baca: Jembatan Sunut, Antara Doa dan Maut yang Mengintai

"Ada (dana) dari pemerintah pusat," bukanya.

Mundjirin membenarkan dirinya melaporkan sejumlah infrastruktur yang tidak bisa dibiayai oleh APBD kepada Basuki, khususnya Jembatan Sunut yang menghubungkan wilayahnya dengan Kabupaten Demak.

"Betul tadi kita laporkan tentang jembatan di Sapen Borangan itu," kata Mundjirin.

Kompas.com/ Syahrul Munir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono berbincang dengan Bupati Semarang disela meninjau proses pembersihan enceng gondok Rawapening di dermaga Sumurup, desa Asinan, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (7/4/2017).
Selain Jembatan Sunut, Mundjirin juga melaporkan kondisi jembatan gantung penghubung Dusun Borangan-Dusun Sapen, serta jembatan penghubung Dusun Borangan ke Kedungglatik yang tersapu banjir puluhan tahun silam.

Dari pertemuan itu Mundjirin mendapatkan harapan baru, bahwa wilayah ketiga dusun tersebut akan ditata lebih baik lagi, menyusul rencana pembangunan bendungan besar di Kedungglatik.

Baca: Dilema Bupati Semarang, Buka Wilayah Terisolasi atau Dusun Terendam Waduk

"Tadi kan ada rencana untuk bikin bendungan besar di Kedungglatik. Nanti di sana akan ada kajian khusus yang akan dilaporkan ke pak Menteri melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) seperti apa pendanaannya," imbuhnya.

Seperti diberitakan, Jembatan Sunut pernah diusulkan oleh Pemkab Semarang ke Musrenbang Provinsi Jawa Tengah, namun tidak disetujui sebagai proyek prioritas.

Kompas.com/ Syahrul Munir Satu-satunya akses warga dusun dusun Sapen, desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang untuk keluar dari dusunnya adalah melintasi Jembatan Sunut yang terhubung dengan Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Kedua wilayah ini dipisahkan oleh Sungai Jragung. Gambar diambil, Kamis (6/4/2017).
Sementara usulan ke Kementerian PUPR hingga beberapa waktu sebeumnya juga belum kejelasan.

Jembatan Sunut dirancang panjang 76 meter dan lebar 2,5 meter tanpa pagar pembatas. Konstruksinya terdiri dari gelagar besi berlantai kayu yang ditopang 3 pilar beton setinggi 15 meter di atas Sungai Jragung.

Kondisinya sangat memprihatinkan karena banyak kayu yang lapuk sehingga banyak warga yang terjatuh.

Kompas.com/ Syahrul Munir Satu-satunya akses warga dusun dusun Sapen, desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang untuk keluar dari dusunnya adalah melintasi Jembatan Sunut yang terhubung dengan Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Kedua wilayah ini dipisahkan oleh Sungai Jragung. Gambar diambil, Kamis (6/4/2017).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau