UNGARAN, KompasProperti - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang hingga kini belum menerima surat resmi terkait pembangunan waduk.
Infrastruktur pengairan ini ditengarai bakal menenggelamkan dua wilayah di Kecamatan Pringapus, yakni Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo dan Dusun Penawangan, Desa Penawangan.
Bupati Semarang Mundjirin mengaku dilematis dengan ketidakpastian ini. Di sisi lain warga dusun Sapen dan dusun Borangan sangat mengharapkan terwujudnya jembatan penghubung ke dusun Kedungglatik yang sudah ambruk puluhan tahun yang lalu.
Tanpa adanya jembatan yang mereka sebut sebagai jembatan Kedung Potro ini, masyarakat kedua dusun harus memutar hingga 45 kilometer melalui wilayah Kabupaten Demak untuk menuju pusat pemerintahan desa.
"Ada beberapa informasi yang belum jelas, di daerah itu konon akan dijadikan waduk besar. Kalau betul seperti itu berarti kan muspro (sia-sia) kalau kita bikin jembatan, karena nanti akan dipindah (warganya)," kata Mundjirin, Rabu (5/4/2017).
Mundjirin mengungkapkan, kendati sudah beredar informasi adanya rencanan pembangunan waduk, namun hingga kini Pemkab Semarang belum menerima pemberitahuan atau surat resmi dari instansi terkait.
"Sampai sekarang belum pernah ada surat resmi. Paling kita perlu perbaikan dulu (jembatan tersebut) dari kemampuan APBD kita," kata Mundjirin.
Untuk diketahui, tiga dusun di wilayah di desa Candirejo Pringapus saat ini menjadi wilayah paling terisolasi lantaran dikelilingi oleh dua sungai besar, yakni sungai Jragung Sungai Mranak.
Untuk wilayah dusun Kedungglatik menuju pusat pemerintahan desa sudah terhubung dengan jembatan Tonjong beberapa tahun lalu.
Sebelumnya warga Kedungglatik untuk ke sekolah maupun menjual hasil pertanian, terpaksa menyeberang sungai. Tak jarang jika air pasang, para pelajar tak bisa masuk sekolah.
Sedangkan antar-dusun Sapen dan dusun Borangan saat ini sudah ada jembatan gantung. Namun akses kedua dusun itu ke pusat desa terputus, setelah jembatan kedung potro yang terhubung dengan dusun Kedungglatik ambruk diterjang banjir puluhan tahun lalu.
Satu-satunya akses warga kedua dusun untuk keluar adalah jembatan Sunut yang terhubung dengan wilayah Demak. Namun jembatan peninggalan Belanda ini pun kondisinya sangat memprihatinkan. Beberapa bagian kayunya lapuk, sehingga banyak pengendara yang jatuh ke sungai.
Camat Pringapus Tajudin mengatakan Kementerian PUPR sudah merencanakan pembangunan bendungan di wilayahnya sejak era orde baru.