JAKARTA, KompasProperti - Di tengah melambatnya pasar properti, Farpoint Realty tetap optimistis dapat melanjutkan pembangunan dan pemasaran beberapa proyek unggulannya.
Dua di antaranya yang sedang dikerjakan saat ini adalah perkantoran Sequis Tower, di CBD Sudirman, dan apartemen Verde 2, di Kuningan, Jakarta Selatan.
Menurut CEO Farpoint Realty Jusup Halimi, kinerja penjualan keduanya membaik sejak Oktober 2016, pasca amnesti pajak diberlakukan.
Untuk Sequis Tower, hingga Februari 2017, telah mendapat konfirmasi atau pra-komitmen dari penyewa seluas 30 persen.
"Penyewa ini merupakan perusahaan multinasional dengan konsentrasi pada investment banking," ujar Jusup menjawab KompasProperti, Rabu (15/3/2017).
Sequis Tower yang dirancang 74.913 meter persegi, disewakan dengan harga Rp 450.000 per meter persegi per bulan.
Jusup tak menampik kompetisi pasar perkantoran Jakarta, khususnya di kawasan CBD Sudirman demikian ketat.
Terlebih ada banyak pasokan, dan proyek kantor baru yang masuk pasar dengan harga lebih kompetitif, bahkan di bawah harga Sequis Tower.
Riset Colliers International Indonesia mencatat akhir 2016 saja ada 12 gedung perkantoran baru yang beroperasi, sekaligus menambah total luas perkantoran menjadi 574.386 meter persegi.
Nanti, dalam kurun waktu dua tahun mendatang, sebanyak 58 gedung perkantoran baru akan menghiasi kaki langit Jakarta, atau seluas 2.629.708 meter persegi.
"Rinciannya, 31 gedung perkantoran baru dibangun di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta dan 27 gedung di kawasan non-CBD," tulis Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto.
Kantor-kantor baru ini dipasarkan dengan harga sewa tak lebih dari Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per meter persegi per bulan. Sebut saja Gama Tower yang baru beroperasi Agustus 2016 lalu
Meski demikian, Jusup tetap bergeming dan optimistis dapat menyewakan seluruh ruang Sequis Tower mengingat bangunannya merupakan green building, hemat energi, dan mengadopsi desain arsitektur berkelanjutan.
"Bangunan berkelanjutan seperti ini yang sangat dibutuhkan multi-national company. karena itu kami membenamkan investasi Rp 2,3 triliun," imbuh dia.