Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PUPR Tunggu Tagihan "Demurrage" Toni Ruttimann

Kompas.com - 06/10/2016, 15:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk menunaikan janji membayar biaya demurrage (batas waktu kontainer) atas tiga kontainer wirerope yang didatangkan Toni Ruttimann.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menyampaikan hal tersebut kepada Kompas.com, Kamis (6/10/2016). 

"Kami akan membayar semua denda dan biaya pelabuhan. Kami sedang menunggu invoice (tagihan) akhir," ujar Arie.

Komitmen ini, lanjut Arie, merupakan bentuk apresiasi sekaligus dukungan Kementerian PUPR terhadap Toni Ruttimann sebagai relawan asing yang telah membantu membangun 61 jembatan secara swadaya di Indonesia.

Adapun jumlah biaya demurrage per 26 September 2016 yang ditagihkan kepada Toni diketahui senilai Rp 195.650.000.

Tak hanya membayar semua denda dan biaya pelabuhan, Kementerian PUPR juga akan memberikan pendampingan kepada Toni dan tim relawan sampai semua aktivitas pembangunan jembatan secara swadaya tersebut berjalan lancar.

"Termasuk pasca-konstruksinya," imbuh Arie. 

Arie menekankan, Kementerian PUPR siap memecahan masalah dan mendukung Toni, dan juga relawan-relawan lainnya jika terbentur kendala di lapangan. Satu di antara kendala tersebut adalah penjaminan ke Direktorat Jenderal Bea Cukai.

Facebook Imam B Prasodjo Beberapa jembatan karya Toni Ruttimann yang disumbangkan untuk desa-desa terpencil di wilayah Indonesia.
Nama Toni Ruttimann dan kisahnya yang heroik membangun jembatan secara swadaya mencuat setelah sosiolog Imam B Prasodjo menulis sebuah catatan menarik di akun Facebook pribadinya mengenai sosok relawan asal Swiss tersebut.

Imam mengisahkan upaya sukarela Toni yang diam-diam masuk keluar kampung wilayah terpencil di Indonesia.

Selama tiga tahun, Toni mengajak warga bergotong royong membangun jembatan gantung sendiri karena akses jalan terputus.

Dalam catatannya itu, Imam juga menyertakan foto Toni dan sejumlah warga membangun jembatan secara swadaya dan gotong royong.

Foto lainnya menunjukkan sejumlah anak yang memakai seragam sekolah dasar, menyeberangi sebuah sungai dengan cara bergelantungan pada jembatan yang sudah rusak.

"Toni datang ke negeri kita karena ia melihat begitu banyak anak di negeri ini bergelantungan harus pergi sekolah menyeberangi sungai dengan jembatan yang rusak," ujar Imam, dalam akun Facebook-nya, yang dikutip Kompas.com atas seizin Imam, Rabu (28/9/2016).

Melihat kondisi tersebut, Toni pun berinisiatif untuk mengumpulkan bahan-bahan jembatan gantung dari negerinya, Swiss.

Dia juga mengupayakan bantuan pipa dari perusahaan ternama yang pemiliknya ia kenal baik agar bersedia mengirim bantuan pipa tiang jembatan dari Argentina ke Indonesia.

Toni merekrut beberapa tenaga kerja Indonesia untuk dijadikan staf dan membantu semua upaya tersebut.

"Saat ini, seorang pemuda bernama Suntana dengan setia membantu misi kemanusiaan Toni," tutur Imam.

Dengan cara seperti ini, Toni telah berhasil memasang 61 jembatan gantung di berbagai daerah, termasuk Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan bahkan hingga Sulawesi, Maluku Utara, dan NTT.

Namun, yang terjadi akhir-akhir ini, upaya pengiriman bantuan justru terhambat. Menurut Imam, bantuan bahan jembatan, seperti wirerope (kabel pancang), yang selama tiga tahun telah secara rutin ia kirim dari Swiss, terhambat oleh lambannya birokrasi.

Padahal, Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi agar arus barang impor dipercepat.

"Saya ikut terlibat dan mengikuti betapa sulitnya mengurus proses administrasi impor barang bantuan ini. Saya merasa kesal menghadapi birokrasi yang begitu ruwet dan lambat, walaupun untuk impor barang bantuan sekalipun," ujarnya.

Imam juga menuturkan keterangan dari Suntana, asisten Toni, yang bercerita tentang proses pengurusan barang bantuan. Mereka harus menghadapi penetapan denda demurrage.

Sementara itu, dana yang diperlukan untuk mengeluarkan kontainer dari area penyimpanan tidak sedikit.

Di sisi lain, proses permintaan penghapusan tagihan denda demurrage atas tiga kontainer wirerope dari pihak pelayaran masih memerlukan waktu yang lebih lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com