Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sangat "Indonesia", Rotan Sering Dipilih Mahasiswa Jadi Material Perabot

Kompas.com - 06/10/2016, 09:07 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam menghadapi tugas akhir untuk masa pendidikan di jenjang perguruan tinggi, para mahasiswa Jurusan Desain Interior Universitas Bina Nusantara (Binus) diharuskan membuat suatu karya.

Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 4 tahun, karya ini menjadi penentu sang mahasiswa dinyatakan lulus atau harus mengulang.

Pada masa pembuatan karya, mahasiswa diberi pilihan untuk membuat perabot atau mendesain interior sebuah ruangan.

Bagi para mahasiswa yang memilih untuk membuat perabot, mereka seringkali menggunakan rotan sebagai material utama.

"Bahan yang paling sering dipilih itu rotan karena sangat (mencerminkan) Indonesia. Rotan juga mudah didapat," ujar Koordinator Laboratorium Desain Interior Binus, Reno, kepada Kompas.com di booth pameran Homedec,
pekan lalu.

Pada tahap pemilihan material ini, kata Reno, mahasiswa melakukannya bersama penganyam.

Setelah memilih material, desainer akan memercayakan kepada penganyam untuk membuat model perabot yang telah didesain.

Selama proses pembuatan ini, desainer dan penganyam mengerjakannya dalam waktu satu bulan.

"Waktu penganyaman, biasanya mahasiswa sebulan penuh bolak-balik bersama penganyam, untuk mengecek apakah pembuatan furnitur sudah sesuai desain," tutur Reno.

Karya tugas akhir mahasiswa desain interior Binus.

Ia menambahkan, untuk tugas akhir ini, mahasiswa yang memilih membuat perabot, harus menciptakan 5 barang dalam satu rangkaian atau set.

Reno mencontohkan, dalam satu set tersebut, perabot yang dibuat antara lain 1 kursi berlengan (arm chair), 1 kursi berlengan ganda (double arm chair), 1 meja kopi, 1 meja samping atau meja yang biasa diletakkan di sudut, dan 1 meja lampu.

Tidak hanya itu, mahasiswa juga diharuskan merencanakan peletakan furnitur tersebut dalam satu ruangan.

"Misalnya, satu set perabot ini untuk di kamar Hotel Ibis Style atau ada juga untuk di dalam kapal pesiar. Di mana letak meja, kursi, dan lain-lain harus didesain sesuai. Makanya, sebelum mendesain perabot, mahasiswa meriset dulu ruangannya," ucap Reno.

Ikut kompetisi

Dalam mengikuti perkuliahan Desain Interior, lanjut Reno, para mahasiswa juga diharuskan mengikuti kelas khusus untuk mempersiapkan kompetisi.

Kelas ini sudah diikuti para mahasiswa sejak semester awal perkuliahan. Seiring berjalannya waktu, jumlah mahasiswa yang ada di kelas ini akan berkurang karena adanya seleksi.

Selanjutnya, beberapa mahasiswa yang terpilih akan mengikuti sejumlah kompetisi desain.

"Biasanya orangtua (mahasiswa) sudah cukup bangga anak-anaknya bisa terpilih, karena dari sekian banyak mahasiswa. Apalagi saat (anak) mereka menang kompetisi, orangtua akan bangga sekali," tandas Reno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau