Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Siapkan Perumahan untuk 3,4 Miliar Penduduk

Kompas.com - 22/07/2016, 11:39 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Kantor berita Xinhua baru-baru ini melaporkan dengan adanya rencana ekspansi perkotaan pemerintah daerah, mungkin akan ada perumahan di China untuk 3,4 miliar orang pada tahun 2030.

Rencana ini tampak berlebihan, karena menurut survei tahun 2015, sebanyak 56,1 persen dari penduduk China justru tinggal di daerah perkotaan.

Rencana Lima Tahun ke-13, diumumkan awal tahun ini oleh pemerintah pusat, yang telah menetapkan target 60 persen urbanisasi pada tahun 2020.

Hal ini berarti akan ada tambahan 100 juta orang yang harus pindah dari pedesaan ke perkotaan pada akhir dekade ini.

Sementara mobilisasi 100 juta orang dalam waktu hanya 5 tahun mungkin cukup sulit, pemerintah lokal dan provinsi telah menetapkan tujuan.

Menurut data dari Komite Pembangunan dan Reformasi Nasional, pada Mei 2016, lebih dari 3.500 area perkotaan baru direncanakan oleh pemerintah daerah.

Daerah perkotaan baru ini akan menciptkan rumah untuk lebih dari 3,4 miliar orang.

"3,4 miliar orang itu hampir sama dengan sekitar setengah dari populasi dunia Rencana yang dibuat oleh pemerintah daerah benar-benar tidak masuk akal," kata Southern China City Planning Society Hu Gang yang dikutip Bloomberg.

Sementara itu, seorang profesor dari Chinese Academy of Governance, Wang Yukai juga mengungkapkan keprihatinannya.

Menurut dia, penduduk China akan terus tetap stagnan dengan tingkat kelahiran menurun. Ia melihat, pemerintah tidak akan menemukan cukup banyak orang untuk mengisi zona perumahan tersebut.

Situasi ini tidak terlihat baik untuk kota-kota kecil atau yang berukuran sedang. Laporan yang baru-baru ini dikeluarkan, yaitu China State Urbanization Report 2015, mengklaim bahwa tingkat prefektur kota menarik lebih dari 70 persen pekerja migran, sementara kota-kota kecil dan kabupaten hanya mendapatkan kurang dari 10 persennya.

"Ada lebih sedikit kesempatan untuk bekerja dan mobilitas sosial di kota-kota kecil," kata seorang pekerja migran bermarga Zhang dari provinsi Shandong.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah China telah mengumumkan batas populasi untuk kota-kota yang paling menarik penduduk.

Banyak kota-kota berukuran sedang yang tidak hanya mengalami kesulitan menarik pekerja dari pedesaan, tetapi juga menjaga kepindahan warga mereka sendiri.

Misalnya, Shaxian, sebuah kabupaten di provinsi Fujian telah merelakan seperempat dari penduduknya pindah ke kota-kota besar untuk kesempatan kerja yang lebih baik.

Sementara itu, harga properti telah menurun 50 persen dan banyak kompleks apartemen yang baru dibangun tetap kosong.

"Kami tidak akan mencapai tujuan urbanisasi kami di tahun 2030. Bahkan, saya akan senang jika kita tidak lagi memiliki kerugian penduduk," kata Kepala Biro Kota Perencanaan Shaxian.

Tentu saja, perencanaan urbanisasi juga merupakan bisnis bagi pemerintah daerah yang menghasilkan pendapatan dengan menjual hak atas tanah milik negara untuk pengembang real estate.

Banyak pemerintah daerah dan provinsi, tidak mampu memenuhi kuota perpajakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat karena menurunnya ekspor dan reformasi ekonomi sisi suplai Xi Jinping, dipaksa untuk mengalihkan perhatian mereka ke properti.

Oleh karena itu, perencanaan kota yang berlebihan, meskipun dilarang oleh pemerintah pusat, masih terus berkembang biak di seluruh negeri.

Penduduk China saat ini diperkirakan sekitar 1,377 miliar orang, persentase pertumbuhan yang mengkhawatirkan adalah para lanjut usia.

Banyak analis percaya bahwa China masih demografis kacau. Seorang pakar memperkirakan bahwa pada akhir abad ini, populasi China bisa serendah 600 juta orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com