Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Schneider Jamin Arus Pendek Tidak Akan Terjadi

Kompas.com - 22/06/2016, 09:16 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, sebanyak 52 kasus kebakaran terjadi di DKI Jakarta saat musim mudik Lebaran, 9-17 Juli 2015. Penyebabnya didominasi oleh hubungan pendek arus listrik.

Untuk itu, perusahaan global di bidang pengelolaan energi dan automasi Schneider Electric, menghadirkan inovasi produk yang bisa melindungi rumah atau gedung dari potensi bahaya listrik yang dapat berujung pada kebakaran.

"Saat mudik ke kampung halaman, kita meninggalkan rumah atau bangunan tanpa penjagaan dan pengawasan. Kondisi tanpa penghuni ini terkadang menimbulkan potensi masalah jika pemiliknya tidak mempersiapkan keamanan rumah dan bangunan, seperti insiden kebakaran akibat arus pendek listrik," ujar Vice President Partner Retail Business Schneider Electric Indonesia Mateus Bernath di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (21/6/2016).

Inovasi tersebut adalah Residual Current Circuit Breaker with Over Current Protection (RCBO) dan Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB).

Di setiap rumah, biasanya memiliki Mini Circuit Breaker (MCB) yang sudah terpasang bersama dengan meteran listrik dari PLN. Bentuknya kotak dan biasanya terletak di dalam rumah, berbeda dari meteran listrik yang ada di luar rumah.

MCB bekerja atau trip ketika terjadi arus pendek atau saat daya listrik yang digunakan melebihi arus nominal yang tertera pada MCB.

Fungsinya, agar penghuni dan rumah tersebut terlindung dari bahaya arus pendek yang berujung pada potensi kebakaran.

Namun, menurut Mateus, MCB tidak mampu untuk melindungi penghuni dari bahaya sengatan listrik. Pasalnya, MCB tidak bisa mendeteksi arus bocor.

Untuk mengantisipasi hal ini, Schneider memperkenalkan ELCB yang dapat melindungi aset dari kebakaran dan melindungi manusia dari bahaya sengatan listrik.

"Perangkat kami ini menjamin begitu dipasang, mendeteksi kebocoran yang mengakibatkan orang kesetrum," sebut Mateus.

Saat tersengat listrik, arus listrik akan mengalir melalui tubuh kita menuju ke tanah. Dengan tahanan rata-rata tubuh manusia 1000 Ohm, ketika tersengat listrik dengan tegangan 220V maka tubuh akan dialiri arus sekitar 220 mA.

Arus sebesar itu, jika mengaliri tubuh manusia bahkan selama 0,2 detik saja sudah membahayakan nyawa.

MCB ukuran terkecil yang umum dipakai adalah 2 A. Ukurannya akan semakin besar mengikuti daya listrik di rumah-rumah.

Jika terjadi kebocoran arus yang melewati tubuh penghuni sebesar 220 mA, tidak akan membuat MCB bekerja atau trip karena arus tersebut dianggap sebagai beban (load), dan bukan sebagai gangguan.

Sementara itu, Product Marketing Partner Retail Business Schneider Electric lndonesia Frankco Nasarino menambahkan, inovasi Schneider lainnya, yaitu RCBO menggabungkan kedua fungsi MCB dan ELCB.

"Jadi, selain berfungsi untuk memutus arus listrik secara otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek karena beban arus berlebih, RCBO juga berfungsi untuk memutus arus listrik saat terdeteksi adanya kebocoran arus listrik ke tanah,” tutur Frankco.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau