Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2,7 Juta Orang Indonesia Belanja di Singapura

Kompas.com - 12/05/2016, 10:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Jepang menerapkan relaksasi aturan visa sehingga membantu jumlah kunjungan dan mendongkrak TFS lebih signifikan.

Data lonjakan jumlah pembelanja ini menjadi basis optimisme sektor ritel Tanah Air. Menurut Direktur Ritel Savills Indonesia, Rosaline Lie, meski tingkat permintaan masih relatif terbatas, namun secara keseluruhan pasar ritel Indonesia masih terbilang stabil.

Daya beli yang masih cukup tinggi dan tren gaya hidup semakin mendorong tingkat pengeluaran dan konsumsi yang cukup signifikan walaupun dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini.

"Pasar ritel bahkan berpeluang menjadi sektor properti yang pertama bangkit dari kondisi perlambatan yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini," ujar Rosaline kepada Kompas.com, Rabu (11/5/2016).

Selain jumlah pembelanja, kata Rosaline, faktor lain yang bisa menjadi pendorong peningkatan pasar ritel, adalah kondisi pertumbuhan pasok yang relatif minim akibat moratorium pembangunan pusat perbelanjaan baru di wilayah DKI Jakarta.

Hal itu menyebabkan kompetisi yang ada tidak seketat dibanding sektor lainnya. Sebaliknya, justru bisa memicu kenaikan tingkat permintaan ritel saat terjadinya perbaikan ekonomi yang signifikan dalam waktu dekat.

"Kondisi ini mirip yang dialami selepas periode krisis akhir tahun 1990-an," tuntas Rosaline.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau