Kurang tempat hiburan
Pusat belanja gaya hidup tidak hanya didominasi oleh properti-properti baru, melainkan juga properti lama yang diubah konsepnya menjadi lifestyle mall.
Konversi konsep konvensional menjadi lifestyle mall, sejatinya sudah terjadi sejak tiga tahun lalu. Pemicunya, menucut Associate Director Retail Service Colliers International Indonesia adalah minimnya tempat-tempat hiburan yang bisa dijadikan wahana liburan keluarga.
Karena itu, meski aktivitas daring sedang melesat, namun pusat-pusat belanja di Jakarta, dan kota-kota besar serta kota lapis kedua Indonesia masih bisa bertahan dan menjadi tujuan hiburan keluarga.
"Shopping mall masih menjadi tujuan belanja, meeting, hiburan, gaul, dan lain-lain," ujar Steve.
Dengan begitu, Jakarta, dan kota-kota lainnya di Indonesia masih punya peluang dalam membangun pusat belanja. Karena sarana hiburan masih minim, dan belum selengkap Singapura atau kota dunia lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.