JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis properti syariah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan tumbuh semakin signifikan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi pembelian properti melalui sistem syariah meningkat sebesar 11,23 persen.
Para praktisi menilai, prospek ekonomi berbasis syariah sangat besar dikembangkan di Tanah Air. Hal itu diperkuat fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan komunitas muslim terbesar di dunia.
Demikian siaran pers hasil perbincangan seminar 'Prospek Bisnis Properti Syariah, Mencari Platform Bisnis Properti Syariah dan Solusi Pembiayaan' yang digelar Majalah Property&Bank, Jakarta, Rabu, (30/3/2016) lalu. Deputi Komisioner Bidang Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan Achmad Bukhari, mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis syariah telah menunjukkan peningkatan sangat pesat, termasuk setelah merambah ke sektor bisnis properti.
Bukhari mengatakan, visi ekonomi syariah berpotensi besar dalam mendukung perekonomian Indonesia, termasuk di dalamnya industri properti. Selain membuka akses kepada masyarakat ekonomi rendah, ekonomi syariah juga dapat berkontribusi dalam pembiayaan jangka panjang.
"Ekonomi syariah tidak hanya mengenalkan konsep halal untuk masyarakat, tapi juga menawarkan inovasi produk yang dapat menunjang perekonomian. Hanya saja, dalam pengaplikasiannya, produk inovasi yang ditawarkan ekonomi syariah perlu untuk diedukasikan lagi kepada masyarakat," ujar Bukhari.
"Penjelasan mengenai produk harus sesuai antara seluruh perbankan syariah kepada nasabahnya, apalagi dengan produk dan akadnya yang cukup beragam," kata Bukhari.
Ekonomi berbasis syariah juga sudah banyak diaplikasikan oleh perbankan. Tak sedikit lembaga perbankan membuat divisi khusus, dan bahkan memisahkan diri menjadi sebuah entitas tersendiri yang fokus pada perbankan syariah dengan menyediakan berbagai fasilitas perbankan dalam produk syariahnya.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Bisnis BNI Syariah Kukuh Rahardjo yang menyatakan serius menggarap potensi ekonomi syariah di Indonesia. BNI Syariah masih mengharapkan sektor pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi andalan dalam penyaluran pembiayaan konsumen. Selama ini porsi pembiayaan konsumer BNI Syariah sekitar 80 persen masih didominasi pembiayaan KPR.
"Kami juga terus berusaha menjalankan konsep syariah tersebut sesuai dengan kaidahnya," ujar Kukuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.