JAKARTA, KOMPAS.com - Chairman Lippo Group, James Riady, memastikan perusahaannya akan menawarkan aset berkelanjutan (recurring asset) berupa pergudangan (logistic warehouse) dan perkantoran melalui skema Kontrak Investasi Kolektif (KIK) untuk meraup Dana Investasi Real Estate (DIRE).
"Ya kami akan melepas aset-aset itu, logistic warehouse dan perkantoran," ujar James usai pertunjukan perdana film "Blusukan Jakarta" di FX Senayan, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Menurut James, skema KIK-DIRE terhitung baru di Indonesia, jadi pelepasan aset recurring ini bersifat complementary dengan skema serupa yang sudah dilakukan di Singapura.
Di negeri Singa itu, melalui Real Estate Investment Trust (REITs), Lippo menawarkan aset-aset berkelanjutan berupa rumah sakit, hotel, dan pusat perbelanjaan kepada publik.
"Di Singapura masih dan akan terus berjalan, tidak akan dipindahkan ke Indonesia. Sementara di Indonesia aset yang kami tawarkan berbeda," tutur James.
Pelaksanaan penawaran aset Lippo Group melalui skema KIK-DIRE itu, menurut James, akan segera dilakukan begitu semua infrastrukturnya siap.
Jumlah aset pergudangan milik Lippo Group sangat banyak karena tersebar di seluruh Indonesia. James memberikan isyarat aset tersebut mengikuti keberadaan bisnis ritelnya, yakni Matahari Department Store dan Hypermart.
Sementara aset perkantoran berada di Lippo Village, Karawaci, dan kawasan Semanggi, Jakarta Pusat.
Sebelumnya, James mengatakan Lippo Group menyambut baik perubahan kebijakan perpajakan yang dikemas dalam Paket Kebijakan XI berupa penurunan PPh Final dan BPHTB yang diumumkan Presiden Joko Widodo, Selasa (29/3/2016).
Paket kebijakan ini akan diikuti langkah-langkah strategis yakni:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.