DENPASAR, KOMPAS.com - Meningkatnya kunjungan internasional ke Bali sebesar 6,2 persen secara tahunan, 2014-2015, menjadi 4 juta orang mendorong beberapa merek internasional ternama mengembangkan sayap bisnisnya.
Tiga di antaranya bahkan hadir untuk debut perdana pada tahun ini. Mereka adalah Mandarin Oriental, Jumeirah, dan Indigo. Demikian hasil riset terbaru JLL Asia Pasifik.
Mandarin Oriental, misalnya. Mereka membuka 121 kamar hotel berkonsep resor yang terdiri dan 97 vila dan 24 kamar. Masing-masing kamar dilengkapi dengan kolam renang pribadi sepanjang 10 meter hingga 15 meter.
Sementara Jumeirah Bali yang berlokasi di Kabupaten Jimbaran, bakal meliputi 80 suite, dan 24 vila pribadi. Fasilitas akomodasi mewah ini diiringi dengan tiga restoran, spa Talisia dan pusat kebugaran.
Berikutnya adalah, Indigo Bali Seminyak. Resor ini terdiri dari 280 kamar, dilengkapi dengan restoran, spa, dan pusat kebugaran.
Menurut JLL, kehadiran ketiga hotel ini menggenapi 4.200 kamar yang beroperasi pada tahun yang sama. Angka ini sekaligus menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,2 persen secara tahunan.
"Dengan catatan, seluruhnya terbangun," tulis JLL.
Kebijakan bebas visa tambahan untuk 90 negara, anggaran pemasaran pariwisata senilai Rp 1 triliun, dan Rupiah yang masih belum stabil, diprediksi akan semakin mendorong kenaikan jumlah kunjungan wisatawan.
Saat ini, turis Australia dan China masih menjadi pasar terbesar. Kontribusi masing-masing sebanyak 24,1 persen, dan 17,2 persen dari total kunjungan.
Bahkan, kedatangan wisatawan China terus menguat. Catatan 2015 sebanyak 17,3 persen lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya. Sementara pelancong Asutralia menurun 2,7 persen secara tahunan.
Sedangkan tingkat okupansi hotel di Bali saat ini berada pada level 64,2 persen dengan tarif rerata harian atau average daily rate (ADR) 454 dollar AS dan pendapatan per kamar yang tersedia atau revenue per available room (RevPAR) mencapai 291 dollar AS.