Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varosha, Resor Para Miliarder yang Hancur dalam Semalam

Kompas.com - 15/02/2016, 20:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Bayangkan jika resor yang glamor di tepi laut ditinggalkan dalam semalam. Hotel mewah dikosongkan dan ditinggalkan sehingga perlahan-lahan membusuk.

Butik, bar dan klub malam direklamasi oleh alam. Area untuk berjemur digantikan oleh sarang penyu di pantai yang sepi dan semangat liburan sama sekali tenggelam.

Di pantai barat pulau Siprus di laut Mediterania, tempat seperti ini ternyata ada. Varosha, pernah dianggap sebagai salah satu tujuan wisata paling populer di dunia medio 1970-an, dikelilingi oleh air biru dan pantai berpasir putih.

Keindahan ini hanya bisa dinikmati oleh jutawan dan bintang film beken  seperti Brigitte Bardot dan Elizabeth Taylor.

Sejak ditinggalkan, rumah-rumah masih dipenuhi dengan perabotan dan pakaian warga, meja-meja masih diatur untuk makan malam.

Varosha adalah rumah bagi lebih dari 39.000 penduduk. Tetapi, hari ini kota liburan tersebut benar-benar dipagari dan tertutup bagi siapa pun untuk masuk.

Tidak ada wisatawan yang berkeliaran di jalan-jalan kecuali pengeksplor langka yang berani menemukan cara masuk.

Pada musim panas 1974, tanpa peringatan dan di tengah-tengah musim tertinggi bagi wisatawan, Varosha menjadi korban perang yang sedang berlangsung antara Yunani dan Turki.

Sebuah invasi Turki berskala penuh berlangsung dengan serangan udara dan pasukan darat ke daerah ini.

Sementara resor tepi laut sedang dibom dan bangunan digulingkan, wisatawan dan penduduk melarikan diri dari rumah dan kamar hotel, meninggalkan segala sesuatunya dan tidak pernah kembali.

Militer Turki dengan cepat menguasai dan mulai menutup daerah dengan pagar, berpatroli, dan melarang siapa pun kecuali mereka atau personil PBB.

Reputasi Varosha sebagai salah satu tujuan liburan paling indah hancur dalam semalam. Lebih dari tiga puluh tahun kemudian, matahari masih bersinar di jalan utama pusat perbelanjaan mewah dan ombak masih menerjang pasir dari pantai, tapi Varosha tetap sepi.

Invasi militer

Manusia yang terlihat berjalan-jalan di Varosha adalah tentara Turki pada patroli rutin mencari penyusup.

Mereka berwenang untuk memenjarakan atau bahkan mengeksekusi siapa pun yang mereka temukan. Karena itu, foto-foto Varosha jarang didapat.

Varosha berbeda dari tempat-tempat yang ditinggalkan seperti Tchernobyl atau lingkungan miskin di Detroit.

Sisa-sisa peninggalan di Varosha ini bermandikan sinar matahari. Apa yang tertinggal di sini menunjukkan tempat tersebut tengah berkembang dan penuh sukacita ketika saatnya direnggut.

Rumah-rumah masih dipenuhi dengan perabotan dan pakaian warga, meja-meja masih diatur untuk makan malam.

Seorang wartawan Swedia yang mengunjungi kota dengan batalion PBB Swedia pada tahun 1977 mengatakan, ia melihat pakaian masih menggantung dan lampu masih menyala melalui jendela di gedung-gedung.

Sebuah derek konstruksi juga masih muncul di langit Varosha di atas sebuah hotel baru yang pembangunannya tidak pernah selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com