Menurut Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin, warganya memang memiliki budaya menggunakan keranjang untuk berbelanja.
"Perilaku hidup, budaya, dan pola pikir ini akan disosialisasikan. Budaya menggunakan keranjang sudah ada. Itu yang akan dihidupkan kembali," ujar Illiza kepada Kompas.com, Senin (25/1/2016).
Sambutan masyarakat atas gagasan ini, kata Illiza, cukup bagus. Ia melihat warga Banda Aceh cukup cerdas serta memiliki misi dan visi ke depan.
Warga Banda Aceh, lanjut dia, sudah menyadari pentingnya mengurangi pemakaian kantong plastik. Ia berharap, budaya menggunakan keranjang bisa dilanjutkan ke generasi masa depan.
Pengurangan kantong plastik ini, tambah Illiza, baru akan difokuskan di swalayan-swalayan. Pasalnya, pengawasannya lebih mudah dibanding di pasar.
Ia berharap, cara ini bisa membuat limbah plastik akan terus berkurang. Mengingat, Indonesia termasuk negara yang rawan dipenuhi sampah plastik pada 2020.
Terkait penetapan harga, kata Illiza, nilainya masih tentatif antara Rp 500-Rp 5000. Ia berharap, penetapan ini tidak terlalu murah atau terlalu mahal.
Terlepas dari itu, bukan harganya yang terpenting, melainkan kesadaran untuk memulai pengurangan kantong plastik terlebih dahulu. Komitmen akan kesadaranlah, yang menurut Illiza lebih utama untuk ditanamkan pada mindset masyarakat.
"Sebaiknya penerapan harga ini tidak mempersulit masyarakat. Kalau kesadaran untuk tidak memakai kantong plastik sudah ada, meski harganya murah sekalipun, masyarakat tidak akan memakainya," tutur Illiza.