"Kota baru, ya kota yang memang punya potensi untuk tumbuh dengan kepadatannya yang melebihi dari rencana, ditambah dengan nilai-nilai tambahan lain, misalnya kawasan pertanian, industri, dan sebagainya," jelas Kepala Kepala Badan Pengembangan Wilayah Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hermanto Dardak, kepada Kompas.com, di Jakarta, Sabtu (23/1/2016).
Hermanto mengambil contoh Cikarang dan Karawaci sebagai role model kesuksesan kota baru. Menurut dia, keberadaan kedua kota baru itu membuat arah pertumbuhan ekonomi yang dulunya selalu ke selatan Jakarta berubah arah ke timur dan barat.
Karena itulah, untuk menambah kota-kota baru di Indonesia, pemerintah tengah mempercepat pembangunan infrastruktur yang meliputi jalan tol, jalan nasional, jalur kereta api, dan sebagainya di wilayah-wilayah yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan ekonomi baik.
"Misalnya, Merak-Bakauheni di Bandar Lampung sampai ke Palembang-Tanjung Api-api itu tulang punggungnya jalan tol. Tapi, bukan cuma jalan tol, melainkan di kiri-kanannya disediakan jalur kereta api dan utilitas untuk fiber optik, gas, listrik, maupun air bersih," jelas Hermanto.
Hermanto mengatakan, upaya tersebut nantinya akan memudahkan pengembangan kawasan-kawasan kota baru yang didukung dengan semakin lengkapnya infrastruktur di dalamnya. Konsep efisien dipilih untuk menjadikan kota-kota baru mampu bersaing dengan kota-kota lama yang ada. Pasalnya, efisiensi kota-kota baru mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi beberapa kali lipat dari kota-kota lama.
"Investasi dalam pembenahan kota-kota lama yang kita lakukan ternyata membawa pertumbuhan ekonomi sebesar dua kali lipat, padahal kalau kita lakukan di tempat yang efisien hal itu bisa jadi enam kali lipat," tambah Hermanto.
Untuk mencapai efisiensi tersebut, kota-kota baru harus memerhatikan penggunaan lahan dan transportasi yang kompatibel dan harmonis. Selain itu, syarat lainnya berupa 30 persen ruang terbuka hijau (RTH) dan luas jaringan jalan sebesar 20-30 persen dari luas kota mesti terpenuhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.