JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 136,13 kilometer selama tahun 2016.
Angka tersebut merupakan kombinasi dari pekerjaan pemerintah dan swasta. Pemerintah akan membangun 31 kilometer jalan tol, sementara pihak swasta bertanggung jawab terhadap 105,13 kilometer.
Rinciannya, pemerintah akan merealisasikan total 136,13 kilometer jalan tol itu di empat pulau, yakni 5 kilometer di Sumatera, 9,7 kilometer di Kalimantan, 3,5 kilometer di Sulawesi, dan 117,93 kilometer di Jawa.
Jika di Sumatera pemerintah fokus pada pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, di Jawa pemerintah tengah berkonsentrasi pada pembangunan Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Non Trans Jawa, dan Jalan Tol Jadebotabek.
Sebelumnya, Kompas.com melaporkan progres Jalan Tol Trans Sumatera, Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Non Trans Jawa.
Artikel berikut melaporkan progres pembangunan Jalan Tol Jadebotabek. Jalan ini terdiri dari 15 ruas dengan enam diantaranya merupakan ruas-ruas tol DKI Jakarta.
Jalan Tol Jabodetabek dirancang sepanjang 232,92 kilometer. Total biaya investasi yang dibutuhkan senilai Rp 72,07 triliun.
Biaya pembebasan tanah langsung dibebankan pada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebesar Rp 12,93 triliun. Sementara untuk biaya konstruksinya, BPJT memperkirakan butuh biaya hingga Rp 35,59 triliun.
Semua ruas di Jalan Tol Jabodetabek akan menjadi tanggung jawab swasta.
Berikut ini progres pembangunan Jalan Tol Jabodetabek:
6. Ruas Cibitung-Cilincing
Ruas tol Cibitung-Cilincing memiliki panjang 34,02 kilometer dan akan dibangun dalam empat seksi.
BUJT yang menangani proyek ini adalah PT MTD CTP Expressway. Mereka berinvestasi senilai Rp 4,22 triliun. Biaya konstruksi dan pembebasan lahannya diperkirakan mencapai Rp 2,5 triliun dan Rp 288 miliar.
Hingga kini pembebasan lahan ruas tol ini baru mencapai 10,56 persen dengan konstruksi yang masih menunggu kesiapan lahan. Rencananya tol ini dapat digunakan masyarakat pada 2019.