Kepastian tersebut disampaikan Vice President Director Sahid Group, Haryadi B Sukamdani kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2016).
"Kecuali Semarang yang ditambah apartemen sebanyak 400 unit, tiga kondotel tersebut masing-masing berisi 200 unit," tambah dia.
Haryadi menuturkan, tiga proyek tersebut merupakan bagian dari rencana lima proyek besar yang direalisasikan kurun 2016-2017.
Sebelumnya Haryadi membeberkan, selain ketiga proyek tersebut, yang lainnya adalah 500 unit apartemen di Ciracas, Jakarta Timur, kondotel dan apartemen 550 unit di Surabaya, hotel bintang dua Griyadi 120 kamar juga di Surabaya.
"Sementara di Papua merupakan proyek multifungsi akan mencakup kondotel, apartemen, pusat belanja, hotel, dan ruang konvensi," jelas Haryadi.
Dibidiknya pasar Papua, lanjut dia, karena potensi pasarnya besar. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan hunian, hiburan, konvensi, eksebisi, dan ruang ritel sebagai dampak positifnya pertumbuhan ekonomi Papua.
Kebutuhan ini terutama berasal dari perusahaan-perusahaan tambang, macam tambang emas, yang banyak mempekerjakan karyawan dari luar Papua.
"Mereka menyediakan home ownership program (HOP) untuk para pekerja. Kebutuhan ini yang belum terakomodasi maksimal di Papua," imbuh Haryadi seraya menambahkan, nilai investasi lima proyek ini diperkirakan sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun.
Terkait renovasi Grand Sahid Jaya yang berada dalam pengembangan Sahid City, Haryadi mengatakan akan mengubah fasadnya menjadi lebih modern dan disertai penambahan kamar. Saat ini, kamar hotel dengan klasifikasi bintang lima tersebut sebanyak 731 unit.
Jika seluruh proyek tersebut rampung terbangun, maka Sahid Group akan memiliki dan mengelola sebanyak 274 hotel berbagai kelas, mulai bintang dua hingga bintang lima.