Di Indonesia, infrastruktur hijau tergolong baru dan masih jarang diterapkan. Kebanyakan pembangunan justru malah merusak alam.
Pembangunan yang melawan alam, kata Andy, akan menciptakan bencana. Contohnya, pembangunan jalan yang tidak memperhatikan drainase, maka akan menimbulkan banjir.
Begitu juga dengan bangunan-bangunan bertingkat. Jika hanya membangun dan menebang pohon di sekitarnya, maka keseimbangan alam akan terganggu.
Di Amerika Serikat, lanjut Andy, pemerintahnya mulai memperhatikan pengembangan infrastruktur yang tidak merusak alam.
Melalui US Environmental Protection Agency, pemerintah AS fokus pada proses alami vegetasi untuk mengatur air dan menciptakan perkotaan yang lebih sehat.
Selain AS, China juga telah memperhatikan pembangunan infrastruktur hijau.
"Di China, hampir semua sistem tersusun rapi, baik itu sistem lanskap, hardscape, maupun sistem drainase," tutur Andy.
Menurut dia, Indonesia juga perlu mengikuti jejak negara-negara tersebut. Dengan demikian, manfaat infrastruktur hijau bisa tercapai.
Manfaat yang bisa didapat antara lain mengurangi kebutuhan air, meningkatkan kualitas air, mengurangi banjir, meningkatkan ketersediaan air tanah, meningkatkan kualitas udara, mengurangi penggunaan energi, dan mengurangi suhu permukaan tanah.