Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Seharusnya Bisa Gunakan Konstruksi Laba-laba untuk Jalan Raya

Kompas.com - 10/12/2015, 09:49 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli konstruksi Helmy Darjanto mengatakan seharusnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) dapat menerapkan konstruksi sarang laba-laba (KSLL) untuk konstruksi jalan. Riset yang dilaksanakan secara berkelanjutan menunjukkan konstruksi tersebut sangat cocok untuk jalan beton (rigid pavement).

"Hasil riset kerja sama ITB dan Universitas Diponegoro untuk konstruksi sarang laba-laba sudah dapat diterapkan untuk jalan dengan berbagai kondisi tanah sehingga cocok untuk diterapkan di kawasan Pantura Jawa," kata Helmy di Jakarta, Selasa (8/12/2015).

Helmy menambahkan, volume bahan yang digunakan dapat menghemat 11 sampai 12 persen dibandingkan dengan konstruksi yang dikenal saat ini. Penggunaan beton polymer ditambah konstruksi yang menggunakan sirip-sirip menjadi sangat kuat dan rigid. 

"Meskipun kendaraan bertonase besar melintas di atasnya, walaupun kendaraan harus melakukan pengereman mendadak. Jadi, seharusnya ini dapat menjadi alternatif teknologi pembuatan jalan ke depannya," jelas Helmy.

Sebelumnya, konstruksi tersebut juga sudah diuji coba pada sebagian ruas jalan arteri Bojonegoro, Jawa Timur. Kondisi jalan tersebut saat ini masih sangat bagus meskipun kendaraan yang melewati di atasnya rata-rata bertonase besar.

"Saat ini tinggal menunggu pemerintah mengeluarkan kebijakan agar teknologi ini dapat diaplikasikan untuk pembuatan jalan, termasuk untuk jalan tol. Apalagi, kalau kita lihat kondisi jalan Pantura Jawa yang seringkali rusak, seharusnya kementerian dapat memanfaatkannya," ujarnya.

Meyakinkan pemerintah

Sesuai hasil uji konstruksi sarang laba-laba di lapangan, menurut Helmy, ternyata mampu membagi perbedaan berat di atasnya. Hal itu bisa dilakukan meskipun jalan dilintasi kendaraan dengan MST 8 sampai yang bahkan 10 ton atau kecil mengalami displacement elastisitas.

Helmy mengatakan selama beberapa tahun belakangan konstruksi sarang laba-laba telah diaplikasikan sebagai apron di Bandar Udara Juwata Tarakan. Untuk itu, seharusnya konstruksi tersebut bisa dipergunakan sebagai konstruksi jalan, apalagi pemerintah berencana membangun jalan tol di Sumatra yang tanahnya lebih ekstrim.

Selain itu, konstruksi laba-laba juga sudah banyak dimanfaatkan pada bangunan bertingkat di daerah-daerah gempa. Sedangkan untuk jalan, konstruksi yang patennya dipegang oleh PT Katama Suryabumi Padi, telah dipergunakan di atas lahan gambut di Dumai, Provinsi Riau, serta di atas tanah lunak di Balai Bekuak, Provinsi Kalimantan Barat.

"Kalangan ahli sudah meyakinkan pemerintah mengenai manfaat teknologi ini. Hanya, sekarang ini berpulang kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pupera agar dapat mengeluarkan kebijakan ini pada ruas jalan tertentu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau