JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring pergerakan bisnis properti yang melambat sepanjang 2015, sub-sektor perumahan tak luput terkena dampaknya.
Hal ini terlihat dari anjloknya nilai transaksi serta tingkat penyerapan unit rumah secara keseluruhan hingga nyaris 28 persen dibandingkan tahun 2014 lalu.
Tentu saja, kondisi ini berdampak pada penurunan penyerapan dalam rupiah yang cukup signifikan, bahkan merupakan penurunan terbesar dalam lima tahun terakhir.
Menurut catatan Cushman & Wakefield Indonsia, penurunan hingga 25 persen secara enam bulanan, dan 27,8 persen secara tahunan.
Akibatnya, beberapa pengembang melakukan perubahan orientasi pasar bidikan dengan melansir produk hunian murah atau lebih terjangkau harganya, sehingga mudah diserap.
"Lebih dari setengah jumlah pasokan baru berada pada segmen bawah sampai menengah atau sekitar 75 persen," tulis Cushman.
Adapun rumah yang paling diminati pasar adalah seharga Rp 600 juta hingga Rp 1,2 miliar dengan luas bangunan 45-120 meter persegi, dan luas tanah 60-115 meter persegi.
Dari segi komposisi penjualan, rumah untuk segmen kelas menengah bawah membukukan peningkatan cukup besar yakni 37 persen pada tahun ini dari sebelumnya hanya 6 persen pada tahun lalu.
Sedangkan untuk segmen menengah, komposisinya relatif stabil sebesar 35 persen dari total penjualan.
Lebih baik
Dengan ditetapkannya aturan baru mengenai peningkatan loan to value (LTV), guna mendorong pembelian, Cushman & Wakefield Indonesia memprediksi pasar perumahan akan lebih baik pada tahun 2016 mendatang.
Aturan tersebut mencantumkan batas maksimum LTV sebesar 80 persen untuk transaksi kredit properti pertama, sementara batas maksimum 70 persen dan 60 persen untuk transaksi kredit kedua dan ketiga.
Tingkat pertumbuhan tahunan diharapkan dapat mencapai 3,9 persen pada tahun depan, atau naik moderat 0,3 persen dibandingkan tahun ini sebesar 3,6 persen.
Demikian halnya pertumbuhan pasokan juga akan meningkat menjai 4,1 persen yang didominasi rumah untuk segmen menengah bawah dan menengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.