"Ada tiga hal yang harus diperhatikan sebelum membeli rumah. Satu itu standar budget-nya berapa, dua lokasinya di mana, dan tiga legalitas rumah yang akan dibeli seperti apa," ujar Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), Lukas Bong, kepada Kompas.com, Sabtu (21/11/2015).
Budget atau dana dan lokasi menjadi dua hal yang saling memengaruhi satu sama lain. Semakin prestise lokasi sebuah rumah, maka semakin mahal harganya.
Maka dari itu, perlu ada cara strategis untuk bisa mendapatkan rumah impian dengan dana pas-pasan. Setidaknya ada dua cara untuk mengatasi kendala itu.
"Kalau anggaran yang ada pas-pasan, ya nggak harus beli rumah secara tunai. Pakai cicilan bertahap dari pengembang atau fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) ke bank," ungkap Lukas.
Lukas menambahkan, kedua cara itu paling memungkinkan dilakukan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pasalnya, kedua cara itu sama-sama menawarkan cicilan rumah dalam jangka waktu tertentu untuk tunai dan waktu lama untuk KPR.
Namun, menurut Lukas, cicilan bertahap melalui pengembang bisa dijadikan alternatif selain KPR ke bank.
Cicilan bertahap melalui pengembang, ia nilai lebih mudah ketimbang harus KPR lewat bank yang sering kali melewati serangkaian syarat yang rumit.
Terkait hal tersebut, Lukas juga memberikan saran bagi para pengembang untuk bisa tetap bertahan dalam kondisi bisnis properti yang saat ini sedang lesu.
"Pengembang itu harus melakukan inovasi dalam hal kemudahan pembayaran rumah yang mereka jual. Inovasi itu mau tak mau harus dilakukan karena banyak orang yang ingin membeli rumah dengan cara mudah," kata Lukas.