Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Harus Tegas Tindak KPS Proyek Infrastruktur Mangkrak

Kompas.com - 20/11/2015, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain mandulnya skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS), tersendatnya percepatan pembangunan proyek infrastruktur juga disebabkan lambatnya pengambilan keputusan dan ketegasan pemerintah.

Sementara pada waktu bersamaan, mitra swasta, investor lokal dan internasional justru memerlukan sinyal dan arahan yang jelas tentang aspek kontrak, penjaminan, pembiayaan proyek hingga pengaturan porsi pemerintah dalam ekuitas.

Selain itu, komitmen dana infrastruktur juga diharapkan bisa dimanfaatkan pemerintah dan swasta untuk membantu mengembangkan kualitas operasional, pemeliharaan, dan manajemen infrastruktur.

Menurut Komisaris PT Jababeka Infrastruktur, Bernardus Djonoputro, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus tegas menindak KPS dengan proyek infrastruktur mangkrak melalui pembentukan Unit Kerja KPS di level teratas.

Unit Kerja KPS ini untuk menangani dan memayungi semua kegiatan yang berhubungan dengannya.

Adapun proyek-proyek KPS yang masih tak jelas nasibnya adalah sistem penyediaan air minum (SPAM) Umbulan, SPAM Lampung,  kereta bandara Sekarno Hatta, PLTU Batang, dan pelabuhan Cilamaya.

Menurut Bernardus nilai proyek KPS mangkrak tersebut serentang Rp 20 triliun-Rp 30 triliun.

"Proyek-proyek tersebut belum jalan sampai sekarang atau dibatalkan. Perluasan Kali Baru Tanjung Priok,  kereta Bandara, semula akan dilakukan dengan skema KPS, namun dibatalkan dan dijadikan proyek BUMN," tutur Bernardus kepada Kompas.com, Jumat (20/11/2015).

Oleh karena itu, lanjut dia, pembentukan Unit Kerja KPS ini juga untuk menangani proyek yang diputuskan menggunakan skema KPS, dikelola oleh profesional, dengan tugas melakukan persiapan proyek, penjaringan calon investor, tender sampai pelaksanaan.

Dengan demikian, dana dukungan tunai infrastruktur atau aviability gap fund  melalui skema penjaminan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, penyertaan ekuitas melalui PT Sarana Multi Infrastruktur, maupun Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pada Menteri Koordinator Perekonomian, dapat bergerak seirama, tepat sasaran, dan efektif.

Semua pihak, kata Bernardus, perlu bahu membahu membangun target infrastruktur Indonesia yang dicanangkan, seperti 2.000 kilometer jalan, 10 bandar udara, 24 pelabuhan dan 35.000 megawatt listrik, dan pembangunan kawasan industri.

"Dengan begitu, target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai. Presiden harus ambil keputusan langsung agar ego sektoral hilang sama sekali," tandas dia.

Jadi jika Indonesia ingin investor besar-besaran masuk,  termasuk swasta nasional, pemerintah harus fokus dalam menciptakan ekosistem sektor yang kondusif, serius dan memangkas birokrasi tender investasi proyek prioritas.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah Australia memberikan bantuan dana senilai 300 juta dollar Asutralia guna mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Selain itu, bantuan dana tersebut juga ditujukan untuk membangun ekosistem usaha dan sektor infrastruktur yang kondusif dengan melibatkan keikutsertaan swasta di infrastruktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com