Pasar properti Indonesia memang banyak diincar oleh investor asing. Selain Jepang, beberapa negara lain seperti China dan Swiss juga sudah menjadi pemain di sini.
Dalam himpitan ekonomi seperti saat ini, properti tetap menjadi investasi yang masih melaju. Sejak perekonomian melemah, tren investasi di Indonesia mengerucut pada sektor properti.
Wajar saja, infrastruktur yang semakin mapan mampu mengubah peta bisnis sektor properti secara signifikan. Terutama pembangunan infrastruktur jalan tol, dan jaringan rel kereta api berbasis konektivitas. Bahkan, sudah dilengkapi dengan transportasi publik.
Saat ini, yang menjadi perhatian utama adalah kawasan metropolitan Jabodetabek. Adapun spesifik targetnya adalah kaum urban. Mereka menjadi ceruk pasar baru bagi para pengembang. Penggunaan hunian seperti apartemen atau kondominium sudah menjadi kebutuhan bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi.
Beberapa pertimbangan di antaranya, rumah tapak dengan lokasi strategis sudah tak terjangkau harganya. Kalaupun masih ada, biasanya terletak jauh dari pusat kota dan perkantoran.
Kedua, mereka hanya ingin berinvestasi karena sudah memiliki rumah primer sehingga apartemen dijadikan sebagai hunian kedua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.