Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2015, 19:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melemahnya ekonomi ternyata bukan salah satu biang keladi anjloknya sektor properti. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sebagai lembaga pinjaman justru melihat suku bunga merupakan faktor vital.

"Perlambatan ekonomi ini mungkin orang berpikiran ada dampak, tapi menurut kami dampaknya tidak terlalu besar. Buktinya pengembang meminjam dana. Ini karena mereka masih memerlukan dana," ucap Presiden Direktur SMF, Raharjo Adisusanto, di Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Permasalahannya, lanjut Raharjo, justru terletak pada suku bunga, terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang makin tinggi. Suku bunga tinggi tersebut membuat SMF mau tak mau menerapkan tenor pinjaman menjadi makin pendek.

Suku bunga KPR perbankan saat ini memang masih tinggi. Hal itu tercermin dari dua bank, BCA dan BRI yang sama-sama mematok suku bunga di atas 8 persen pada program KPR komersial mereka.

Hingga 30 Oktober 2015 kemarin, BCA menerapkan suku bunga sebesar 9,25 persen tetap (fixed) satu tahun dan dua tahun. Untuk tenor lima tahun dan sepuluh tahun mereka mematok 9,5 persen dan 10 persen.

Sementara suku bunga KPR/KPA BRI adalah 8,5 persen fixed satu tahun lalu meningkat menjadi 9,49 persen dan 9,99 persen fixed dua tahun dan tiga tahun. Selanjutnya menjadi 10,5 persen fixed lima tahun.

Meski begitu, SMF tetap yakin bahwa jumlah target pinjaman pengembang tahun ini akan terealisasi pada akhir Desember nanti.

"Target kami tahun ini Rp 3,5 triliun, sampai september kemarin sudah Rp 2,2 triliun. Hari Senin nanti kami beri BTN Rp 300 miliar sehingga total menjadi Rp 2,7 triliun. Sisanya kami optimistis bisa kejar akhir tahun ini," jelas Raharjo.

Tingginya suku bunga juga berdampak langsung pada calon konsumen yang ingin memanfaatkan fasilitas KPR untuk membeli rumah.

"Sekarang ini kan suku bunga Bank Indonesia (BI) cukup tinggi sehingga bank pun harus memasang suku bunga yang juga pasti lebih tinggi. Pengaruhnya tentu saja langsung ke konsumen yang merasa berat untuk mencicil rumah-rumah atau apartemen," kata Ketua APERSI, Edi Ganefo, Senin (2/11/2015).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com