Unit yang ditawarkan merupakan semi furnished. Artinya, beberapa perabotan pokok atau peralatan sudah tersedia di dalamnya. Sedangkan pilihan yang diberikan antara lain wall paper, wooden finishing wall, wooden finishing ceiling, dan decorated wall.
Horikawa menuturkan, proyek ini memang ditawarkan bagi masyarakat kelas atas, baik lokal maupun ekspatriat. Berbeda dengan proyek Tokyu Land di BSD, Serpong, yang harga per unitnya mulai dari sekitar Rp 1,2 miliar hingga Rp 3 miliar. Branz Simatupang merupakan proyek pertama Tokyu Land secara independen di Indonesia.
Lokasinya terletak di area bisnis dengan luas sekitar 1,5 hektar. Proyek ini dekat dengan sekolah internasional dan kantor-kantor perusahaan asing.
Business Development Manager Tokyu Land Indonesia Tsuyoshi Kojima berharap, hunian yang memadukan pengetahuan dan gaya hidup Jepang bisa diterima masyarakat Indonesia.
"Pengetahuan dan gaya hidup Jepang ini dapat dilihat dari proporsi ruang yang efektif dan propersi penyimpanan dari unit hunian. Ini juga disesuaikan untuk memberikan kelayakan huni yang lebih baik," imbuh Horikawa.
Tokyu Land berdiri sejak 1974 dan menyelami bisnis perumahan selama 40 tahun. Pada 2012, PT Tokyu Land Indonesia didirikan untuk mengembangkan bisnis kondominium, apartemen, perkantoran, dan hotel di Indonesia.