JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dibentuk demi terciptanya ketertiban tata ruang dan pertanahan serta mendukung perencanaan pembangunan perkotaan di Indonesia.
Sementara pada kenyataannya, pembangunan perkotaan di Indonesia berjalan tanpa rencana, sehingga hasilnya tidak tertata, untuk tidak dikatakan semrawut.
"Adakah perencanan pembangunan perkotaan di Indonesia? Saya rasa tidak ada. Tidak pernah ada perencanaan bagaimana kota itu dibangun," ujar Menteri ATR/Kepala BPN Ferry Mursyidan Balda, saat memberi Kuliah Umum di Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Karena nihil perencanaan, Ferry mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana membangun kota dengan perkembangan setiap lima atau sepuluh tahun ke depan. Padahal, perencanaan itu penting salah satunya adalah untuk memprediksi jumlah penduduk, baik yang bertempat tinggal maupun yang bermigrasi.
Fungsi perencanaan lainnya adalah untuk memastikan tempat hidup bagi penduduk dengan fasilitas lengkap. Akibat minimnya perencanaan, kota di Indonesia tidak tumbuh rapi, tertata, dan mampu melayani warganya. Padahal, kota adalah daya tarik yang dahsyat bagi penduduknya.
Saat ini, hampir seluruh kota di Indonesia memiliki ciri khas yang sama, yakni tidak memberikan ruang mobilitas sosial yang nyaman bagi penduduknya. "Kalau kita mau nyaman tinggal di kota, harus jadi orang kaya, punya mobil, punya apartemen. Kalau punya itu, baru kita bisa menikmati tinggal di kota," sebut Ferry.
Semakin seseorang kaya, punya banyak apartemen dan mobil, maka hidupnya semakin nyaman di kota. Sementara yang tidak memiliki kemampuan ekonomi, tinggalnya di pinggir kota.
Menurut Ferry, ini adalah karakteristik dasar pembangunan kota yang tidak mewujudkan mobilitas sosial dan tidak memfasilitasi penduduknya. Sebaliknya, kota haruslah nyaman baik bagi masyarakat kelas menengah ke bawah ataupun kelas atas.
Hal ini perlu dibenahi, yaitu dengan merencanakan secara detail bagaimana suatu kota akan tumbuh dan berkembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.