Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

250.000 Orang Berpotensi Menjadi Pengangguran

Kompas.com - 20/10/2015, 16:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 250.000 orang yang terlibat dalam sektor properti, baik karyawan, maupun pekerja lapangan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, berpotensi kehilangan pekerjaan.

Hal tersebut dipicu oleh anjloknya omset pengembang hingga mencapai 60 persen per September 2015, dan ditundanya peluncuran proyek-proyek baru. Bahkan, sebanyak 60 persen dari total 930 pengembang yang beroperasi di ketiga wilayah ini sudah tidak mampu lagi mencetak penjualan.

Padahal, motor penggerak bisnis dan industri properti Indonesia ada di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Ketiga wilayah ini berkontribusi terhadap pembangunan perumahan sebesar 40 persen, baik untuk perumahan subsidi, maupun non-subsidi.

Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Nukman, mengatakan hal tersebut kepada Kompas.com, sesaat sebelum Temu Anggota Tiga DPD REI DKI Jakarta-Banten-Jawa Barat, di Bekasi, Selasa (20/19/2015). 

"Saat ini menjual properti paling sulit akibat ekonomi melemah. Ada sekitar 60 persen pengembang dari gabungan tiga DPD REI yang sudah tidak mampu mencetak penjualan. Kalau tidak segera dilakukan aksi penyelamatan, maka para pengembang akan runtuh satu per satu," papar Amran.

Jika hal itu terjadi, kata Amran, bukan hanya pengembang properti yang jatuh, melainkan 174 industri lainnya terkait properti bakal ikut runtuh.

Oleh karena itu, tiga DPD REI ini menuntut pemerintah untuk segera menerbitkan petunjuk teknis berupa instruksi presiden guna merealisasikan paket-paket kebijakan ekonomi untuk mendorong percepatan pertumbuhan sektor properti. 

Ada empat hal yang dituntut pengembang, yakni penundaan kewajiban membayar pajak yang tidak tertagih selama 2010-2014, penyederhanaan perizinan, ketersediaan lahan murah untuk pengembangan rumah bagi masyarakat berpenghasila rendah (MBR), dan relaksasi Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 17/10/PBI/2015 tentang Rasio Loan to Value atau RasioFinancing to Value untuk Kredit Pembiayaan Properti dan Uang Muka untuk Kredit Pembiayaan Kendaraan Bermotor. 

"Kami harapkan empat tuntutan ini diperhatikan oleh pemerintah untuk segera diterbitkan kebijakan teknisnya agar segera dieksekusi," pungkas Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com