DEPOK, KOMPAS.com - Perlahan tapi pasti, harga tanah di Cimanggis dan sekitarnya mengalami kenaikan cukup signifikan. Hal ini dipicu kehadiran proyek pembangunan Jalan
Tol Cimanggis-Cibitung.
Broker Ray White, Daisy Sagita, mengatakan akses mudah menuju lahan atau hunian menjadi salah satu pendorong utama naiknya harga lahan kawasan, dan perumahan.
"Semua lahan relatif akan naik bila lahan atau bangunan terletak berdekatan dengan jalan tol dan kenaikannya bisa saja secara signifikan berdasarkan fasilitas penunjang di sekitar lokasi lahan tersebut," jelas Daisy kepada Kompas.com, Sabtu (3/10/2015).
Saat ini, harga lahan di wilayah Cimanggis dan sekitarnya telah mencapai lebih dari Rp 2 juta per meter perseginya. Jumlah ini masih bisa naik seiring perkembangan pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung yang ditargetkan dapat beroperasi pada 2018.
Sementara menurut Direktur Utama PT Waskita Toll Road, pengembang Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Herwidiakto, harga lahan permukiman di sekitar Cimanggis dan sekitarnya, lebih tinggi dari perkiraan Daisy, yakni berada pada kisaran Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per meter persegi.
"Sekarang untuk lahan pemukiman di sekitar sini Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per meter persegi," kata Herwidiakto.
Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com Lahan untuk pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung yang baru dibebaskan sekitar 500 meter. Kondisi aktual pada Jumat (2/10/2015).
Hal ini diamini Marketing Permata Cimanggis, Budi. Dia mengungkapkan, harga lahan perumahan di Permata Cimanggis meroket 40 persen lebih tinggi dari harga perdana saat perumahan ini diluncurkan pada 2006.
"Pada 2006, kita menjual rumah tipe paling kecil, tipe 30/72 dengan harga Rp 90 jutaan. Sekarang untuk rumah dengan tipe yang sama kita jual Rp 400 jutaan," ujar Budi.
Meski harganya naik, Budi mengaku penjualan hunian di Permata Cimanggis tak pernah turun. Hal itu dibuktikannya lewat angka penjualan yang kini sudah mencapai 2000 unit.
"Adanya proyek pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung semakin memudahkan akses konsumen kami yang memang kebanyakan bekerja dan beraktivitas di Jakarta," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.