JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Djuhara terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) periode kerja 2015-2018 menggantikan Munichy B Edrees.
Djuhara yang karib disapa Juju mengungguli dua kandidat lainnya yakni Muaz Yahya, dan Rizal Syarifuddin. Juju mampu meraup 1.277 suara, disusul Muaz sebanyak 459 suara, dan Rizal dengan 65 suara.
Pemilihan Ketua Umum IAI merupakan bagian dari rangkaian Musyawarah Nasional IAI ke-XIV yang digelar di Medan, Sumatera Utara, selama dua hari 17-19 September.
Jabatan Ketua Umum IAI, dianggap sangat strategis. Terlebih saat Rancangan Undang-undang (RUU) Arsitek tak kunjung disahkan oleh DPR RI, dan beratnya tantangan tahun-tahun mendatang saat serbuan arsitek asing berpraktik di Indonesia semakin agresif.
RUU Arsitek
Juju, dikenal sebagai aktivis dan juga organisatoris murni. Sejak masih mahasiswa, dia pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Parahayangan Bandung pada 1988-1989.
Setelah itu, berturut-turut Juju kemudian menempati posisi struktural dalam berbagai organisasi, termasuk pernah menjadi Ketua IAI Jakarta pada 2006-2009. Juju juga merupakan inisiator dan pendiri Green Building Council Indonesia (GBCI).
Juju berharap dapat mengegolkan Rancangan Undang-undang (RUU) Arsitek dan membentuk Dewan Arsitek Indonesia sebagai program prioritas.
"Saya akan membawa IAI melalui pranata baru keprofesian arsitek Indonesia. Untuk itu, RUU Arsitek harus tembus (goal)," jelas Juju kepada Kompas.com, Minggu (20/9/2015).
Juju menegaskan, jika pemerintah ingin arsitek Indonesia maju dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri harus punya regulasi yang jelas. Terlebih tahun ini Masyarakat Ekonomi ASEAN akan diberlakukan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.