LONDON, KOMPAS.com — Siapa yang tak mengetahui The Shard? Pencakar langit di London, Inggris, ini mencuri pandangan mata. Strukturnya berbalut baja dan kaca dengan bentuk tak biasa, bagai piramida langsing mengangkasa.
Itulah yang membedakan The Shard di antara bangunan lainnya di kota ini. The Shard dianggap sangat ikonik dan menjadi kebanggaan warga Inggris. Betapa tidak, kehadirannya telah merumuskan kembali cakrawala dan simbol internasional bagi London dan juga Inggris.
Setelah vakum sekian tahun, negara kerajaan ini kembali diperhitungkan dalam pembangunan pencakar langit. The Shard berhasil menempatkan Inggris dalam konstelasi persaingan pencakar langit dunia.
"The Shard menjadi tujuan wisata tak kalah populer dengan Buckingham Palace, London Bridge, dan bangunan estetik lainnya. Pencakar langit ini mewakili modernitas Inggris," tutur Direktur Pelaksana AkzoNobel Decorative Paints wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur, Jeremy Rowe, yang menemani Kompas.com, mengunjungi menara ini pada Kamis, (16/9/2015).
Kendati kalah menjulang dibanding Burj Khalifa, atau "perobek-perobek angkasa" di belahan kaki langit lainnya, The Shard termasuk salah satu yang paling ditunggu. Gagasan pengembangannya saja sudah tercetus sejak lebih dari satu setengah dekade lalu, tepatnya tahun 2000.
Struktur yang dibangun oleh Sellar Property Group ini dirancang seluas 55.000 meter persegi. Mencakup di dalamnya fungsi campuran perkantoran setinggi 25 lantai, tiga lantai restoran, 17 lantai hotel dengan 202 kamar yang dikelola Shangri-La, 13 lantai apartemen, galeri pandang dalam ruang setinggi tiga lantai, dan galeri pandang terbuka di lantai 72.
Dominasi material baja dan kaca tidak hanya menyelimuti struktur utama, tetapi juga puncak menara hingga ke mahkota. The Shard berdiri anggun di 32 London Bridge Street, bersebelahan dengan London Bridge Station, sebagai salah satu pusat transportasi tersibuk di kota London. Pencakar langit ini juga merupakan bagian penting dari proses regenerasi bangunan South Bank London.
Nama "The Shard" berasal dari deskripsi sang arsitek, yakni "pecahan kaca" selama tahap perencanaan. Bentuknya yang meruncing mengakomodasi efisiensi desain lantai dan optimalisasi fungsi sebagai properti multiguna.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.