Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Hunian Tropis Bukan Sekedar Tentang Bukaan

Kompas.com - 18/09/2015, 15:04 WIB
Nathania Hapsari

Penulis


KOMPAS.com - Konsep hunian tropis sudah terbilang familiar bagi masyarakat Indonesia. Konsep hunian itu sendiri disebut-sebut paling cocok untuk rumah-rumah di Indonesia.

Dikatakan cocok karena iklim Indonesia adalah tropis, yang hanya perlu terlindung dari musim hujan dan kemarau. Bukan sekadar penyesuaian nama iklimnya, namun konsep hunian tropis sebenarnya juga hasil adaptasi dari rumah-rumah tradisional Indonesia.

Arsitek Cosmas Gozali menjelaskan, bahwa ada beberapa esensi hunian tropis yang sudah diterapkan oleh orang-orang dulu pada rumah adat mereka.

"Contohnya rumah tradisional Jawa dengan langit-langit yang tingg. Hawa panas yang ada di dalam rumah dibiarkan naik dan terkumpul di atas sehingga tidak mengurangi kenyamanan di tengah ruang," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (16/9/15).

Cosmas juga menyebutkan beberapa contoh esensi rumah tradisional lainnya untuk diterapkan pada hunian tropis. Salah satunya adalah rumah panggung tradisonal yang banyak dibangun di daerah bantaran sungai. Keberadaan ruang kosong di bagian bawah rumah memungkinkan udara mengalir dengan lancar dan menyejukkan ruangan di atasnya.

Namun, Cosmas menekankan bahwa konsep hunian tropis tidak bisa hanya didasarkan pada kriteria bentuk bangunan yang didominasi bukaan, teras, dan halaman luas. Membangun hunian tropis juga harus memikirkan filosofi perancangan bangunannya.

www.shutterstock.com Ilustrasi.
Cosmas mencontohkan bangunan kantor miliknya yang punya banyak bukaan. Bukaaan tersebut memungkinkan pencahayaan alami masuk secara optimal ke dalam kantor tersebut. Ia mengaku, dalam perancangannya sudah dipikirkan bangunan tersebut menghadap ke arah utara dan selatan sehingga banyaknya bukaan tidak akan membuat interiornya panas akibat sinar matahari dari timur (pagi) dan barat (sore).

"Jadi jangan hanya mementingkan banyaknya bukaan, tapi perhatikan pula arah hadap bangunan itu sendiri," papar arsitek pimpinan dari Atelier Cosmas Gozali ini.

Untuk segi bentuk, hunian tropis tidak harus selalu mengacu pada bentuk rumah tradisional, karena esensi-esensi rumah tropis tadi tetap dapat dikemas dalam desain rumah modern. Material pun tidak harus selalu didominasi oleh kayu, mengingat saat ini persediaan kayu di Indonesia cenderung menipis.

Cosmas menjelaskan kemajuan teknologi saat ini sudah memungkinkan orang Indonesia mendapatkan material pengganti kayu. Yang terpenting, lanjut dia, apapun material tersebut harus tahan terhadap cahaya matahari ekstrem dan curah hujan tinggi untuk mendukung konsep hunian tropis itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com