Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Bisnis Hotel, Bekasi Ibarat "Kue" yang Lezat

Kompas.com - 03/07/2015, 14:57 WIB
Latief

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Prioritas Land Indonesia (PLI), Marcellus Chandra, Kamis (3/7/2015), mengatakan bahwa tiga atau empat tahun belakangan kawasan Serpong sedang menikmati lompatan harga properti. Lompatan serupa akan dialami Bekasi dalam waktu tiga tahun ke depan.

Sebelumnya Marcellus mengatakan secara optimistis bahwa Bekasi akan menjadi "the next Gading Serpong" di kawasan timur Jakarta. Apalagi, perizinan di Bekasi masih lebih fleksibel ketimbang di Jakarta. Tak heran, pengembang bersaing agresif untuk menjadikan Bekasi sebagai wilayah investasi dengan konstribusi penjualan yang tinggi.

"Bekasi akan mengalami hal itu. Lihat Cikarang misalnya, perkembangannya luar biasa sejak investor China atau Jepang masuk ke sana. Mereka menjual aset propertinya di Singapura, bikin road show," katanya.

Ia mengakui, perbandingan harga apartemen antara Jakarta dan Bekasi sudah begitu jomplang. Di Jakarta, harga per unit apartemen rata-rata sudah di atas Rp 30 juta per meter persegi, sementyara di Bekasi masih di bawah Rp 20 juta.

Menurut dia, sejak masuk pengembang besar seperti Summarecon dan lain-lainnya, Bekasi semakin hidup. Bisnis hotel pun membuat Bekasi ibarat "kue" yang lezat, terutama di Bekasi barat. Saat ini okupansi hotel di kawasan tersebut sangat tinggi, 80 persen ke atas.

"Ruko-ruko di Summarecon itu harganya ada yang Rp 8 miliar per unit, itu kan luar biasa. Belum lagi ada delapan mal di pusat kota, ada banyak kampus besar sudah berdiri, rumah sakit-rumah sakit internasional. serta akses tol yang makin membuka jalan, Ini yang bikin Bekasi makin seksi," ujar Marcell.

Marcell menjelaskan, Prioritas Land saat ini tengah menggeber proyek Superblok Indigo @Bekasi. Proyek tersebut meliputi satu tower hotel, yakni Ibis dan Mercure (Accor Group), dan empat menara apartemen. Empat menara apartemen tersebut terdiri dari 3.000 unit yang dipasarkan mulai Rp 550 juta.

Khusus hotel, Marcell yakin bisnis tersebut masih sangat menjanjikan di Bekasi. Kemajuan dan pertumbuhan ekonomi di Bekasi setiap tahunnya terus meningkat, ditambah dengan menjamurnya sektor industri mulai skala kecil sampai raksasa.

"Ini jelas memicu tingginya tingkat permintaan terhadap ruang hotel dan fasilitas akomodasi untuk keperluan bisnis termasuk MICE. Apalagi, di sini (Bekasi) hanya kami yang punya hotel sekelas Ibis dan Mercure," kata Marcell. 

Turis lokal dan asing

Data Coldwell Banker Indonesia mencatat, untuk kebutuhan hotel berbintang saat ini Bekasi merupakan wilayah dengan tingkat okupansi tertinggi sebesar 85 persen di Jabodetabek. Untuk itu, kehadiran hotel-hotel jaringan Accor di kawasan ini diharapkan dapat memenuhi tingkat permintaan kamar yang jumlah okupansinya pernah mencapai 85 persen.

"Itu angka tertinggi di Jabodetabek," kata Marcell.

Marcell melanjutkan, saat ini terdapat ada 4.000 perusahaan beroperasi di daerah Bekasi. Jika ada tiga orang saja dari kalangan ekspatriat di masing-masing perusahaan tersebut, maka total jumlah ekspatriat berkisar 12.000 orang. Sementara itu, jumlah kamar hotel tersedia di Bekasi saat ini hanya mencapai sekitar 800 kamar.

"Artinya, jumlah kamar yang ada tak seimbang dengan kebutuhan. Belum lagi kalau ditambah jumlah turis lokal maupun asing yang melakukan kunjungan. Ditambah lagi pegawai yang melakukan perjalanan bisnis, ini tentu membuat kamar hotel akan menjadi rebutan di akhir pekan," katanya.

Rencananya, Prioritas membangun Hotel Ibis tersebut terdiri dari 10 lantai, sedangkan Mercure setinggi 17 lantai. Total jumlah kamarnya sebanyak 400 kamar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau